Reporter: Ahmad Syahid
blokTuban.com - Hujan hampir setiap hari mengguyur wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya, untuk itu masyarakat harus lebih waspada dan ekstra hati-hati terhadap peristiwa atau musibah yang sewaktu-waktu bisa datang dari cuaca ekstrem yang tengah terjadi.
Terbukti, mulai dari awal bulan Desember ini, terhitung sudah 5 korban yang meninggal tersambar petir, 2 orang meninggal hanyut di sungai Kening Parengan, angin puting beliung yang menporak-porandakan rumah warga, serta banjir bandang juga tanggul penahan air bengawan jebol.
Potensi kerawanan ini menjadi perhatian Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono, menyampaikan akan bahayanya perubahan iklim yang ekstrem ini. Ia berharap masyarakat selalu siaga dan waspada akan kejadian yang sewaktu-waktu bisa berakibat fatal.
Terlebih peristiwa yang rutin tiap tahun, seperti banjir bandang di Parengan, Merakurak dan daerah lain. Pihaknya berharap ada upaya sinergis pemerintah dengan masyarakat dan instansi lain untuk meminimalisir adanya korban terkait bencana yang terjadi.
"Kalau di sungai Kening, apabila hujan deras diatas 15 mm dalam durasi 3 jam, maka akan meluap. Jadi masyarakat di bantaran sungai harus waspada, jangan gegabah. Agar tak ada korban hanyut dan tenggelam di sungai tersebut," jawabnya saat dikonfirmasi blokTuban.com.
Dengan itensitas hujan yang cukup tinggi, warga harus mewaspadai air yang datang dari dataran yang lebih tinggi, yakni bukit dan hutan. Karena air akan mengalir langsung ke rumah penduduk yang lokasinya berada lebih rendah. Dan juga harus diwaspadai, apabila anak sungai bengawan solo tak kuat menampung air kiriman, pasti akan terjadi banjir seperti tadi malam, Senin (14/12/2015).
"Langkah dari pemerintah sudah maksimal, ini harus dibantu masyarakat dan pihak Perhutani juga. Sebab air yang turun itu merupakan kiriman dari hutan yang semakin gundul. Sehingga tak kuat menampung air," ujarnya kepada bT, sebutan blokTuban.com. [hid/rom]