Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Perabotan rumah tangga kini banyak didominasi dari bahan plastik, sehingga perabot berbahan tanah liat atau disebut gerabah sepi peminat. Tak hayal pengrajin asal Dusun Jetis, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, mengeluhkan pembeli yang mulai meninggalkan perabot gerabah.
Salah seorang pengrajin sekaligus pengepul gerabah, Wiji mengaku, sebelumnya dalam satu bulan bisa mengantongi uang sekitar Rp1.500.000. Namun, kini dalam satu bulan ia memperoleh setengahnya saja.
Uang dari hasil penjualan yang diperolehnya, ia putar kembali. Yakni sebagian untuk kebutuhan rumah tangga, sebagian lagi untuk mengkulak hasil pembuatan gerabah warga sekitar. "Paling satu bulan cuma laku sekitar 30 bij sekarang," kata Wiji.
Pembuatan gerabah di Desa Ngadirejo ini sudah dari dulu berjalan. Sejak lima belas tahun lalu, ia menggeluti usaha gerabah hingga kini tetap ia pertahankan meski minat pembeli menurun.
Produk gerabah yang dihasilkan warga Jetis antara lain gentong, pot, layah, kendi, guci dan masih banyak lagi. Berbahan dasar tanah liat yang mudah ditemukan di sekitar tempat tinggal, meringankan biaya produksi gerabah.
Pengepul gerabah lain, Parlan yang sudah sejak SD dulu ikut menjajakan gerabah dengan berjalan kaki. Hingga kini, ia masih setia menjalankan usaha gerabah. Bahkan, gerbah itu dia pikul dari desa satu ke desa lain. "Dengan begitu untung yang diperoleh bisa lebih, daripada dijual di satu tempat," jelas Parlan. [dwi/ito]
Perabot Gerabah Sepi Peminat
5 Comments
1.230x view