Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Usaha pembuatan dompet kulit di Desa Kenongosari, Kecamatan Soko sudah puluhan tahun berlangsung. Namun selama itu pula usaha yang tersebar hampir di seluruh Dusun Kenongo Lor belum bisa mandiri. Sebab, sampai saat ini, dompet yang diproduksi di sana merupakan pesanan dari pabrik.
Salah seorang pembuat dompet, Sutrisno mengaku, untuk memulai usaha mandiri membutuhkan modal banyak, tidak cukup dengan Rp 50 juta. "Selama ini saya bekerja sama dengan salah satu pabrik di Sidoarjo untuk memenuhi bahan dan peralatan guna memproduksi dompet," ungkapnya.
Sutrisno menambahkan, sejak belasan tahun dia membuat dompet, masalah yang dialami sampai saat ini adalah pemasaran.Menurutnya, kalau sudah memproduksi tapi tidak tahu ke mana memasarkannya, hasilnya juga sama saja.
Permasalahan yang sama juga dialami oleh Suratman, terhitung 6 tahun sudah ia menggeluti usaha pembuatan dompet. Selama ini produksi dompet yang dihasilkan tergantung permintaan pabrik.
“Sebenarnya saya ingin mandiri. Dinas K Sosial Kabupaten Tuban juga memberi pengarahan untuk berdiri secara mandiri,” kata Suratman.
Meski secara mandiri, namun tidak lepas dari pabrik untuk membantu pemasaran. Bantuan yang selama ini diterima masyarakat dari pemerintah berupa mesin pendukung pembuatan dompet. Yakni ada empat kelompok yang menerima bantuan. Masing-masing satu mesin jahit dan seset elektronik.
Dari segi keterampilan dan kemampuan, lanjut Suratman, masyarakat setempat dirasa cukup mumpuni. Namun, permodalan dan pemasaran masih menjadi kendala untuk bisa mandiri.
"Kami berharap ada bantuan dari pemkab akan hal itu. Sebab, masyarakat Dusun Kenongo Lor membutuhkannya, "harap Suratman. [dwi/ito]