Pembangunan Tanggul Bengawan Solo Ngadirejo Terkendala Pembasan Lahan

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Proses pembebasan tanah warga di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel yang rencananya akan dijadikan bangunan tanggul pembendung Sungai Bengawan Solo rupanya masih bermasalah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pak Ji, warga sekitar tanggul saat ditemui blokTuban.com di lokasi dekat bangunan tanggul yang sudah dibangun sepanjang 150 meter.

Menurutnya, proses pembangunan tanggul meliputi bangunan parapet, plengsengan, beserta finishing tanggul akan cepat dikerjakan apabila pembebasan lahan warga sudah tak ada masalah.

"Seperti dua bangunan rumah yang terdapat di ujung selatan bangunan tanggul. Sebab tanah dan rumah sudah atas nama warga yang sudah meninggal, anaknya harus mengurus sertifikat balik namanya sendiri," ujarnya kepada blokTuban.com sambil menunjuk arah bangunan rumah setengah jadi di ujung tanggul, Jumat (23/3/2018).

Berdasarkan aturan yang berlaku, segala urusan pembebasan lahan harus diselesaikan terlebih dahulu. Selanjutnya, bidang penanganan terkait seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), serta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) baru akan melanjutkan eksekusi proyek yang dulunya sempat mangkrak pada tahun 2015 lalu itu.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Ngadirejo, Kasturi ketika dimintai konfirmasi blokTuban.com lewat pesan singkat, atas keterangan lanjut perihal proses balik nama warga yang telah tiada digantikan oleh anaknya untuk memperlancar proses pembebasan lahan, pihaknya belum juga memberi jawaban pasti. Pesan singkat yang telah dikirim, hanya dibaca saja dan belum dibalas Kades.

Kendati demikian, dalam kesempatannya beberapa waktu lalu ketika ditemui blokTuban.com di kediamannya, Selasa (13/3/2018), Kades sempat mengutarakan jika proses pembebasan lahan masih terus akan terus dilakukan oleh Pemerintah Pusat, berikut Tim Apprasial serta DPU.

Setidaknya, sudah ada sekitar satu kilometer tanah warga di Desa Ngadirejo sudah terbeli, dan masih akan berlanjut hingga proses pembebasan lahan benar-benar usai. Demi satu tujuan, yakni membuat sebuah bangunan penahan air dikala volume bengawan meluap.

"Hingga saat ini, pembebasan tanah warga sudah sekitar dua puluh lima persen di desa ini. Sisanya masih proses," beber Kasturi, Kades Ngadirejo. [feb/col]