Cacat Fisik, Tak Pengaruhi Kerja Keras Daswadi

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Di rumah yang serba kayu inilah Daswadi (50), bertempat tinggal dengan istrinya tepat di Desa Temayang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.

Daswadi adalah salah seorang diantara kita yang memiliki kekurangan fisik atau cacat. Tetapi warga sekitar mengatakan, kalau Daswadi adalah seorang pengrajin gedhek atau anyaman dari bambu yang biasa digunakan untuk dinding rumah.

Daswadi tidak mempunyai kedua kaki, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya dalam melakoni perjuangan hidup yang keras ini.

"Meskipun cacat fisik, namun dengan alat-alat ini gergaji, palu, dan sabit saya mampu menunjukkan keterampilan yang saya miliki," ungkap Daswadi, saat ditemui blokTuban.com, Sabtu (9/1/2016).

Ketika ditemui blokTuban.com, istri Daswadi tidak sedang berada di rumah, namun begitu kerasnya perjuangan yang dilakukannya membuat siapa saja yang melihat, akan timbul perasaan sedih.

Setiap hari dia membuat gedhek yang merupakan pesanan warga dari desa tetangga, dengan sebuah janggal kayu ditaruh di bawah pantat dan gergaji di tangan, ia memulai aktivitasnya.

"Kalau tidak dijanggal dengan kayu, cepat pegal bagian pantat," kata Daswadi.

Kekurangan fisik dari Daswadi yang tidak mempunyai kedua kaki ini, mampu menciptakan karya yang patut diancungi jempol. Ia mengatakan, setiap harinya bisa memperoleh sekitar enam lembar gedhek berukuran 4 meter persegi, dan setiap lembarnya dihargai Rp80 ribu sampai Rp90 ribu, dan aktivitas ini telah ia lakukan sekitar 20 tahun.

"Setiap 1 lembar berukuran 4 meter persegi, saya hargai Rp80 sampai Rp90 ribu," pungkasnya.

Harapannya, pemerintah dapat memberikan modal untuk usaha pembuatan gedhek dari bambu ini, agar bisa berlanjut demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. [hud/rom]