Sembahyang di Luar Altar, Umat Tri Dharma Ingin Rukun dan Damai
Ritual sembahyang Umat Tri Dharma Klenteng Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban berbeda dari biasanya. Tahun 2020 ini pintu altar tertutup rapat, dan para umat sembahyang di luar pagar.
Ritual sembahyang Umat Tri Dharma Klenteng Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban berbeda dari biasanya. Tahun 2020 ini pintu altar tertutup rapat, dan para umat sembahyang di luar pagar.
Yatun,55, memegang erat kantung plasti merah menyala di atas bangku panjang itu. Kantung itu berisi nasi dalam bak plastic kecil. Ada juga garam dan beberapa makanan kecil.
Setiap tahun, ribuan umat Buddha merayakan hari besar mereka, yaitu Hari Raya Waisak. Kendati peringatan tidak sebesar di Candi Borobudur yang notabene tempat ibadat terbesar di Indonesia, sejumlah umat di Kabupaten Tuban turut ambil dalam prosesi peringatan Tri Suci Waisak di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Kamis (11/5/2017).
Ribuan warga hari ini membanjiri kompleks tempat peribadatan etnis Tionghoa, tepatnya di Klenteng Kwan Sing Bio. Sedikitnya 2.000 buceng atau bungkusan berisi makanan, Rabu (24/8/2016).
Ribuan warga Tuban berbondong-bondong mendatangi Klenteng Kwan Sing Bio. Pagi ini seribu kupon tepatnya dibagikan kepada warga dalam rangka ritual sembahyang rebutan, Rabu (24/8/2016).
Sembahyang Imlek 2567 bagi umat Tionghoa di Tuban, dilaksanakan di dua tempat peribadatan. Pertama adalah Klenteng Mak Cocu Lintiong atau yang dikenal dengan Klenteng Perempuan, tepatnya diutara Alun-alun Tuban, dan yang ke dua adalah Klenteng Kwan Sing Bio atau Kong Cu Kwan Kong dikenal dengan Klenteng Laki-laki.
Ada dua tradisi sembahyang dalam perayaan Imlek, yang pertama adalah sembahyang untuk arwah leluhur dan yang kedua adalah sembahyang Imlek secara bersama-sama dengan umat tionghoa yang merayakannya. Wakil Ketua Umum Klenteng Kwan Sing Bio, Lio Pramono mengatakan, tradisi sembahyang pada saat perayaan Imlek ada dua macam.