Fenomena La Nina Diprediksi Kemarau Basah, BMKG Tuban Imbau Petani Siapkan Skema Tanam
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, memprediksi fenomena La Nina terjadi pada Bulan Mei hingga Juli 2024 mendatang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, memprediksi fenomena La Nina terjadi pada Bulan Mei hingga Juli 2024 mendatang.
blokTuban.com – Pada saat musim kemarau datang, sebagian petani di Kabupaten Tuban, beralih dengan menanami sawah mereka dengan tembakau. Pasalnya, karakteristik dari tanaman ini tidak membutuhkan banyak air, sehingga dapat menjadi alternatif bagi petani untuk menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Tuban memprediksi, jika pada tahun ini wilayah di Kabupaten Tuban tidak mengalami kekeringan, akibat dampak dari musim kemarau.
blokTuban.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban menyebutkan jika fenomena hujan yang turun pada musim kemarau akan terus berlangsung, kendati Kabupaten Tuban saat ini sudah berada di puncak musim kemarau.
Meski sudah memasuki bulan Agustus, curah hujan sepekan terakhir di wilayah Medalem, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban masih cukup tinggi. Kalau hitungan musim, saat ini sudah memasuki musim kemarau. Anomali cuaca inilah yang membuat sejumlah petani kebingungan.
Anomali cuaca membuat petani garam di kawasan Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, merugi. Sampai detik ini, mereka belum bisa bertani garam sebagaimana musim kemarau di tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah lahan petani di Kecamatan Senori, yang ditanami tembakau diperkirakan banyak berkurang. Hal ini disebabkan cuaca yang tak menentu, akibat La Nina. Dampaknya sangat dirasakan petani tembakau di daerah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Tuban.
Ketidaknormalan (Anomali) cuaca berupa kemarau basah yang terjadi saat ini justru menguntungkan petani tadah hujan di wilayah Pucangan, Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (4/8/2016).
Musim kemarau basah yang melanda Kabupaten Tuban saat ini, menjadi pengaruh terhadap pola tanam sebagian petani di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Pasalnya musim kemarau basah ini, banyak para petani yang menanami lahanya. Akan tetapi, tidak semua petani merasa memperoleh hasil yang maksimal atau menguntungkan.
Musim kemarau basah yang terjadi tahun ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan – Balai Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (UPTB-BPKP) Kecamatan Bangilan, Sugihartono,mengimbau petani lebih bijaksana. Petani diharapkan tidak memaksakan kehendak untuk menanam padi. Apalagi di sawah tada hujan yang jauh dari sumber irigasi. Sebaliknya, jika berkehendak untuk tanam palawija jenis jagung, agar lebih eksklusif dalam mengatur pola air.