Oleh : Mochamad Zaenal Syafi'i
blokTuban.com - Peran Pemerintah menjadi faktor utama mewujudkan Indonesia cepat dan unggul. Diperlukannya pemimpin yang gerak cepat dan unggul untuk mengawal demografi Indonesia.
Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040 yang berdampak pada pesatnya perekonomian kita. Bonus demografi dengan usia produktif sekitar 64% diperkirakan akan mengangkat ekonomi Indonesia mencapai U$Rp8,89 triliun, hal itu menempatkan Indonesia menjadi peringkat 4 negara besar dunia.
Salah satu penggerak Indonesia unggul ialah kualitas SDM. Perbaikan kualitas SDM tidak hanya mengenai kualitas pendidikan, tetapi juga kesehatan bayi / balita sejak dalam kandungan atau setelah itu.
Indonesia masih menghadapi problem gizi dan kesehatan yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Masalah kekurangan gizi diantaranya masalah pendek (stunting), kurus (wasting), aanemia balita, kurang energi kronik (KEK) ibu hamil.
Kekurangan gizi juga bisa dialami sejak ibu hamil yang berakibat pada berat badan bayi lahir rendah dan kekurangan gizi balita, termasuk stunting. Stunting bukan hanya masalah kesehatan saja tetapi juga sosial dan ekonomi.
Anak-anak stunting akan mengalamai gangguan fisik dan perkembangan mental, nilai akademik rendah, kekebalan tubuh rentan, serta produktivitas ekonomi yang masih menjadi isu mengenai disabilitas dalam lapangan pekerjaan. Masalah stunting ini juga akan berdampak pada kualitas bonus demografi Indoensia mendatang.
Penyebab stunting ialah kekuranga gizi atau gizi buruk pada ibu hamil dan balita. Kurangnya asupan gizi pada ibu sejak sebelum hamil, selama kehamilan, dan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak dapat menghambat pertumbuhan mereka. Ini menyebabkan tingginya angka stunting di Indonesia. Salah satu Kabupaten yang masih memiliki angka prevelensi stunting tinggi yaitu Kabupaten Tuban.
Menurut data Suvei Status Gizi Indoensia (SSGI) 2022 Kemenkes RI, prevelensi stunting Kabupaten Tuban 24,9 % tahun 2022, angka ini masih tinggi di atas angka Provinsi Jawa Timur yakni 19,2% dan Nasional 21,6%.
Berdasar data tersebut Kabupaten Tuban menempati peringkat 8 prevelensi stunting di Jawa Timur yang dirasa masih cukup tinggi (Kabid P2KB Tuban). Berbagai upaya dilakukan Pemkab Tuban dan dinas terkait seperti Dinkes Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB).
Upaya yang dilakukan ialah intervensi hulu dalam percepatan stunting meliputi pencegahan nikah dini lewat alim ulama (pendawa lima), santri remaja generasi alfa (santre general), layanan terpadu pranikah (laduni), konselor gizi madani, gerakan merencanakan kb pasca-persalinan (gemerlap pascalin), aquaponik emas, dan teknologi penyediaan air siap minum (techno water).
Berbagai upaya ini sangat baik dalam menurunkan dan mencegah potensi stunting di Kabupaten Tuban, tetapi di butuhkannya gerak cepat dan unggul dengan percepatan menuju indonesia unggul 2045. Percepatan ini dapat diwujudkan dengan manifestasi program Ganjar dan Mahfud MD yakni Satu Desa, Satu Faskes dan Satu Nakes.
Ganjar dan Mahfud dapat membaca baik kebutuhan dan keberlangsungan warga dengan melihat problem stunting menjadi fokus perbaikan kualitas hidup rakyat. Dalam berjalannya Kabupaten Tuban masih memiliki faskes sekitar 33 Puskesmas, 48 Dokter, 264 perawat untuk 20 Kecamatan, 328 Desa/Kelurahan dan 1,2 juta penduduk (BPS, 2019).
Berdasarkan data tersebut maka dirasa sangat kurang layak angka kesehatan di Tuban mengingat jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus mengcover 328 Desa di kabupaten Tuban.
Maka perlunya realisasi program Ganjar dan Mahfud Md Satu Desa, Sau Nakes, dan Satu Faseks untuk menjawab tantangan stunting dan kesehatan masyarakat. Program Satu Desa, Satu Faskes dan Satu Nakes dapat diambilkan dari dana desa.
Pemanfaatan dana desa selain untuk infrastruktur desa ialah untuk pencegahan stunting dan kesehatan. Adanya satu nakes dan satu fasilitas kesehatan akan dapat memberdayakan tenaga kesehatan warga untuk mengawal posyandu dan polindes untuk aktif memberikan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pencegahan stunting.
Percepatan diperlukan terutama Kabupaten Tuban untuk mencapai Kota Tuban yang unggul ekonomi, sumber daya manusia dan menjadi kota integritas ekonomi. [*/Ali]