Kampung Salak, Gagasan Penyangga Wisata Goa Ngerong Tuban

Penulis  :  Leonita Ferdyana Harris

blokTuban.com – Dihuni oleh kurang lebih 9000 penduduk yang terbagi jadi 3 dusun, Desa/ Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban ini dikenal dengan destinasi wisata lokal Wisata Goa Ngerong. 

Berjarak 40 menit dari pusat Kota Tuban, desa ini memiliki banyak cerita unik. Mulai dari kisah dan peninggalan benda-benda sejak zaman kerajaan hingga penjajahan. Terdapat pula beberapa makam auliya atau wali yang sering diadakan haul.

Sementara, produk unggulan yang dimiliki Desa Rengel di bidang bahan olahan ialah kue gapit. Selain itu juga memiliki keunggulan di sektor wisata adalah Goa Ngerong. Dengan harga tiket masuk hanya sebesar Rp5000 untuk orang dewasa dan Rp3000 untuk anak-anak, wisata ini cukup diminati oleh masyarakat lokal hingga ke beberapa wilayah di Jawa Timur.

Akses menuju wisata ini juga mudah karena posisinya terletak di tepi jalan besar. Dulunya, goa ini merupakan jalan alternatif yang digunakan oleh penduduk berlari menghindari kejaran penjajah. 

Kawasan goa ini termasuk kedalam kawasan Kerajaan Gumenggeng. Kerajaan yang sudah ada jauh sebelum adanya Kerajaan Majapahit, menurut penuturan warga setempat yaitu sekitar 2000 tahun yang lalu.

Setelah sukses dikenal dengan Goa Ngerong, Desa Rengel juga akan menciptakan objek wisata baru yang nantinya akan di komersilkan selaras dengan Goa Ngerong. Kepada blokTuban.com Sudarman (58) menyampaikan bahwa gagasan untuk membangun wisata telah muncul sejak tahun lalu dan sekarang sedang dalam proses pengembangan.

“Kita sudah ada master plan yang akan diajukan ke Bupati dalam waktu dekat untuk membuka wisata baru demi menopang wisata Goa Ngerong. Goalsnya, kita bakal menjadikan desa-desa di sekitar sebagai tonggak utamanya. Seperti Desa Gareng dan Kampung Salak,” ujarnya.

Salah satu objek yang diunggulkan dari desa ini ialah Kampung Salak. Kampung salak merupakan komunitas yang didirikan oleh kalangan pecinta seni yang ada di Desa Rengel baik muda maupun tua. Salah satunya dipelopori oleh Kepala Desa Rengel. 

Kampung salak ini merupakan komunitas budaya berskala nasional yang berdiri sejak tahun 2018 lalu dan sempat vakum kala pandemi di tahun 2020 hingga 2021. Namun sekarang sudah kembali rutin mengadakan kegiatan kembali seperti pagelaran dan festival budaya.

Inisiatif nama kampung salak diambil dari sumber daya alam terbanyak di Rengel kala itu yaitu buah salak. Kegiatan yang digagas juga beragam, diantaranya  ada pekan menggambar, pameran bonsai, pameran lukisan, seminar kepenulisan, pantomime, hingga mendongeng.

Lebih lanjut, Sudarman menyampaikan bahwa kampung salak ini akan terus dikembangkan agar dapat menjadi ikon utama yang menarik perhatian pendatang sekaligus menjadi tongkak utama marketing yang mengenalkan Desa Rengel kepada seluruh kalangan. Pengembangannya sendiri berupa penambahan fasilitas dan kemampuan. [Leo/Dwi]

 

*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS