Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Proyek revamping PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Kabupaten Tuban direncanakan beroperasi pada kuartal IV 2023.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI akhir oktober 2023 lalu.
Taufik menyebut bahwa proyek petrokimia TPPI itu merupakan peningkatan kapasitas pabrik yang telah berjalan saat ini (revamping) dari semula mengolah minyak mentah sebesar 50 ribu barel per hari (bph), bakal naik menjadi 55 ribu bph.
"Proyek petrokimia revamp TPPI diperkirakan akan selesai dan mulai ontream (beroperasi) pada triwulan IV 2023," kata Taufik dikutip blokTuban.com, Minggu (1/10/2023).
Dengan selesainya proyek revamping tersebut, lanjut Taufik pabrik Petrokimia TPPI Tuban akan memiliki peningkatan kapasitas pengolahan aromatik menjadi 780 ribu ton per tahun dari saat ini 600 ribu ton per tahun.
Sebelumnya, TubanPetro yang merupakan pemegang saham mayoritas TPPI telah mengucurkan pinjaman senilai USD 34 juta dari total keseluruhan pinjaman yang akan diberikan sebesar USD 100 juta.
Setelah sebelumnya memberikan capital injection senilai USD 35 juta pada Desember 2019, yang seluruhnya akan dipergunakan untuk membiayai Proyek Revamping TPPI yang bernilai total USD 200 juta.
Selain meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya, proyek ini juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.
“Proyek ini berpotensi untuk dapat menghemat Current Account Deficit (“CAD”) hingga 410 juta USD / tahun, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, pada peresmian OSBL Proyek Revamping Aromatik pada 20 Desember 2021,” ungkap Djoko.
Dengan dukungan penuh dari pemegang saham mayoritas TPPI, PT Pertamina (Persero) melalui PT KIlang Pertamina Internasional (KPI) dan Tuban Petro, TPPI akan terus melanjutkan pengembangan kilang.
Usai proyek revamping beroperasi, TPPI diprediksi dapat menutupi kekurangan pasokan produk Aromatik dalam negeri yang selama ini didominasi oleh produk impor. Hal ini tentunya sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia yang mencanangkan pengembangkan TPPI sebagai bagian dari industri petrokimia terintegrasi.
Dipercepatnya proyek Revamping TPPI Tuban juga dipicu atas tingginya permintaan produk petrokimia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Di mana produk petrokimia diproyeksikan meningkat sebesar lima persen tiap tahunnya.
Di mana permintaan petrokimia seperti polypropylene (PP), polyethylene (PE), dan paraxylene (PX) serta benzene (Bz) akan meningkat hingga 7,6 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas produksi petrokimia saat ini hanya mencapai 1,6 juta ton per tahun. [Ali/Dwi]