Cerita Dibalik Keindahan Pantai Panduri Tuban, Ada Perjuangan Seorang Security Pabrik

Reporter: Muhammad Nurkholis

blokTuban.com - Dibalik keindahan Pantai Panduri ternyata ada sosok Sumaji pria paruh baya yang saat ini berusia 53 tahun.

Sumaji merupakan inisiator berdirinya wisata Pantai Panduri yang berada di Dusun Awar-awar, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. 

Kepada blokTuban Sumaji memaparkan jika nama Panduri sendiri diambil dari singkatan pandan berduri sebab sepanjang 900 meter bibir pantai terdapat banyak tumbuhan pandan berduri. 

"Nama Panduri sendiri itu karena di sini banyak tumbuhan pandan berduri," ujar Sumaji. 

Lebih lanjut ia juga membeberkan jika awal mula ia bergerak untuk menjadikan pantai yang ada di Dusun Awar-awar ini sebagai wisata alam, lantaran ia melihat potensi besar yang ada di Pantai Panduri. 

"Saya terfikir di Panduri ini memiliki potensi yang besar seperti pantai yang menghadap ke barat, pasir yang putih dan lembut, serta air yang nampak kebiru-biruan," sambungnya. 

Namun sayang saat itu pantai ini masih  difungsikan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat buangan sampah domestik limbah dari rumah tangga. 

Selain itu juga, pantai ini sempat digunakan sebagai lokasi penambangan pasir ilegal. Bahkan sampai saat ini bekas galian pasir di lokasi Pantai Panduri masih bisa kita lihat hingga saat ini. 

"Cekungan di sini itu dulunya merupakan lokasi galian pasir," bebernya. 

Kemudian di tahun 2011 pria yang kesehariannya bekerja sebagai security di salah satu pabrik yang ada di Kecamatan Jenu ini, terfikir untuk mulai membersihkan pantai dan menanam pohon cemara. 

Namun belum sempat dibuka untuk umum di tahun 2017 tepatnya di bulan Mei, petaka menghampiri, lokasi pantai mengalami kebakaran hebat dan melahap beberapa bangunan yang ada di pantai seperti gazebo yang terbuat dari kayu yang beratapkan welit. 

Usai mengalami kebakaran, di awal tahun 2019 para pengelola hendak memulai kembali membangun wisata alam ini, sayang ternyata  pandemi covid 19  melanda Indonesia.

"Usai kebakar di tahun 2019 kami hendak memulai lagi namun tidak jadi, karena saat itu ada pandemi," gumamnya. 

Usai vakum karena pandemi pengelola kembali memulai melakukan berbagai pembenahan dan akhirnya di bulan September 2022, kemudian Pantai Panduri secara resmi dibuka untuk umum. 

"Tujuan kami nantinya dibalik kesuksesan sebuah wisata pantai, dapat memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar juga," ujarnya. 

Untuk datang ke Pantai Panduri kita tak perlu merogoh kocek dalam-dalam sebab kita hanya cukup membayar parkir Rp3 ribu kendaraan roda dua dan Rp10 ribu kendaraan roda empat. Selain itu pantai ini hanya berjarak 24 kilometer dari pusat Kota Tuban dan memakan waktu perjalanan sekitar 25 menit saja. [Nur/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS