Desa Bektiharjo Jadi Pusat Budidaya Srikaya Terbesar di Tuban

Penulis : Leonita Ferdyana Harris 

blokTuban.com – Desa Bektiharjo merupakan wilayah yang berbatasan dengan Desa Sambangrejo dan dihuni oleh kurang lebih sebanyak 13 ribu, serta  Kartu Keluarga (KK)  yang terdaftar  kurang lebih sebanyak tiga ribu, yang terbagi menjadi tiga dusun, yaitu Dusun Krajan, Bogor, dan Medokan. Kamis (17/8/2023). 

Dari data yang dihimpun oleh blokTuban.com, nama Bektiharjo sendiri diambil dari kata bekti yang berarti berbakti, dan raharjo memiliki arti ramai. Dalam kisah yang melegenda di masyarakat, konon terdapat seorang petinggi kerajaan yang sering melakukan semedi dan sembahyang di wilayah ini. 

Suatu ketika, petinggi tersebut dihampiri oleh para abdinya dengan Bekti atau sopan santun, secara beramai-ramai. Sehingga, desa ini akhirnya dinamakan menjadi Desa Bektiharjo. 

Menurut perangkat desa setempat, Eko (43) mengatakan jika sebagian besar warganya, saat ini bekerja di Indus watu kumbung, pertanian, perkebunan dan juga perikanan. Terlebih, daerah ini juga dikenal dengan daerah penghasil Buah Srikaya terbesar, yang ada di Kabupaten Tuban. 

"Kalau lagi musim srikaya, penjual-penjual itu biasa ambil buahnya disini mbak. Saya pernah nemuin yang dari Madura, Jakarta, banyak. Bektiharjo itu pusat budidaya srikaya terbesar di Tuban,” ujarnya. 

Kantor Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban Foto: Leonita Ferdyana Harris /bloktuban)

Selain itu, Eko  menambahkan bahwa Desa Bektiharjo juga kerap didatangi oleh masyarakat dari daerah lain, baik untuk berziarah maupun hanya sekedar refreshing. Sebab, di wilayah ini terdapat dua sendang yang biasa dijadikan sebagai destinasi umum oleh para masyarakat. 

Salah satunya ialah Sendang Bektiharjo, yang saat ini perairannya dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum  (PDAM), sebagai sarana untuk mengairi beberapa desa yang ada disekitarnya. 

Sedangkan juru kunci Sendang Bektiharjo, Har (50), menambahkan jika luas wilayah dri Sendang Bektiharjo sendiri kurang lebih sebesar 1500 meter, yang pengelolaannya dipegang penuh Pemerintah Pusat Kota Tuban. 

Selain itu di dalam lokasi Sendang tersebut, juga terdapat beberapa pesarean tokoh besar, salah satunya ialah malam anak cucu dari Raden Ronggolawe. Maka tak heran, jika banyak masyarakat yang berziarah ke tempat ini. 

Bahkan, terdapat tradisi turun-temurun yang sampai saat ini masih dijalani oleh masyarakat, yaitu menggelar manganan atau yang lebih dikenal sebagai sedekah bumi, yang rutin digelar atau diperingati setiap tahunnya. 

“Biasanya, setiap rabu pon antara bulan April-juni, masyarakat dari kelima desa yang dialiri air sendang buat acara manganan dan siraman secara bergantian, sebagai ucapan terimakasih mbak, biasanya ada hiburannya juga,” katanya.[Leo/Dwi]

 

*Penulis merupakan mahasiswa aktif  Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di blokTuban.com. 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS