Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Anggota DPR RI Dapil Tuban-Bojonegoro, Ratna Juwita Sari mendorong Pemerintah untuk segera mengekploitasi potensi Gas Sumber di Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.
Hingga kini belum ada kabar satupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melirik sumber gas di barat pusat Kota Tuban itu. Menurut Ratna, ada dua keuntungan yang akan diterima oleh Kabupaten Tuban ketika gas di Merakurak itu dikelola.
"Selain menambah pendapatan daerah, tentu masyarakat Tuban akan menikmati jaringan gas (jargas) seperti di Kabupaten Bojonegoro. Kami inginnya seperti itu," ujar Ratna di sela kegiatan seminar kebijakan hilir Migas bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di salah satu resto di Jalan Basuki Rahmad Tuban, Senin (7/8/2023).
Sebagai anggota DPR RI, Ratna menagih kapan Tuban mendapatkan Jargas seperti di Bojonegoro sebanyak 10.000 jaringan dan tahun 2024 akan ditambah 15.000 jaringan lagi.
Adapun kendala sumber gas di Merakurak, menurut Ratna baru dieksplorasi oleh SKK Migas. Proses lelang kepada KKKS hingga saat ini belum berjalan.
Baca Juga:
3 Hari Berturut, Harga Emas Antam Dibanderol Rp1.074.000 Per Gram
"Jadi kami juga belum tahu siapa KKKS yang ingin mengelola sumber gas di Tuban ini," imbuh politisi asal Jenu Tuban itu.
DPR RI terus berharap potensi gas di Tuban ini dapat segera produksi. Diharapkan masyarakat Tuban untuk bersabar, karena road map dari BPH Migas hingga tahun 2026 Jargas di Tuban belum ada.
"Itu yang kita kejar terus. Gas di Merakurak itu yang memungkinkan," jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Tuban, Miyadi menilai Tuban hingga sekarang belum memiliki sumber gas secara paten. Dibandingkan Bojonegoro dengan APBD Rp7,4 triliun, sedangkan APBD Tuban kini baru Rp2,9 triliun di tahun 2023.
"Kami sudah usulkan agar sumber gas di Merakurak segera dikelola, agar Tuban mendapatkan dana bagi hasil besar," sambung Ketua DPC PKB Tuban itu.
Soal pengelolaan sumber gas di Tuban, lanjut Miyadi sepenuhnya kewenangan SKK Migas dan DPRD belum mengetahui alasan detail kenapa tak kunjung produksi.
Baca Lainnya:
Perizinan Investasi di SKK Migas Tinggal 10, Apa Saja?
Diketahui, sumur Gas Sumber sendiri masuk dalam Wilayah Kerja (WK) PT. Pertamina Hulu Energi - Tuban East Java (PHE-TEJ) menggantikan operator Minyak dan Gas Bumi (Migas) sebelumnya Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ).
Sumur 1 Sumber selesai dilakukan eksplorasi dan uji coba pengeboran produksi pada akhir tahun 2013 silam. Pertengahan tahun 2022 ini, pabrik pengolahan Gas Sumber mulai digarap oleh PT. Sumber Aneka Gas (SAG) di Desa Sambonggede.
Pengeboran Sumur Sumber I telah selesai dilakukan dengan memakan waktu selama 107 hari dan kedalaman sekitar 7.760 kaki atau lebih dangkal dari perkiraan sebelumnya 9.000 kaki. Diperkiraan terdapat cadangan gas sekitar 150 billion SCF. [Ali]