Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*
blokTuban.com - Karangsari merupakan kelurahan di Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Kulurahan yang dipimpin oleh Tutuk Hariyati selaku Plt Kelurahan Karangsari memiliki 3 Rukun Warga (RW) dan 11 Rukun Tetangga (RT).
Menurut Mustaqim (53 tahun) selaku staff Kelurahan Karangsari mengatakan, terkait sejarah Kelurahan Karangsari belum dapat dipastikan atau dijelaskan secara pasti dikarenakan tidak adanya dokumen atau buku yang tertulis.
Akan tetapi, ia mengatakan bahwa sebelum menjadi Kelurahan, Karangsari dahulunya adalah sebuah desa dan seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, akhirnya karangsari berubah menjadi kelurahan.
Lebih lanjut, terkait tempat bersejarah Kelurahan Karangsari memiliki 5 Makam leluhur yang cukup bersejarah, yaitu Makam Mbah Mbali, Mbah Juwet, Kali Joyo, Mbah Kidi, dan Mbah Randu.
“Nah, makam Mbah Mbali sama Mbah Randu ini memang orangnya Karangsari tapi tempat makamya itu di Kelurahan King king jadi persebrangan. Makam ini mbak meskipun belum banyak yang kenal seperti Makam Bonang tapi biasnya dari warga sekitar juga banyak yang ziarah” Ujarnya saat diwawancarai, Senin (29/05/2023).
Adapun tradisi adat yang saat ini masih ada di Kelurahan Karangsari yaitu Manganan atau sedekah bumi dan larung sesaji atau sedekah laut.
Tradisi Manganan atau sedekah bumi merupakan tradisi adat atau upacara yang dilakukan para peziarah dengan membawa tumpeng atau berbagai makanan lainya sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan dengan cara mengirimkan doa kepada leluhur yang sudah meninggal.
Sedangkan tradisi larung sesaji atau sedekah laut merupakan tradisi wujud syukur atas rezeki yang tuhan berikan atas hasil laut yang didapatkan yang biasa dilakukan oleh paguyuban para nelayan. Diketahui tradisi ini dahulunya dilakukan tiap daerah masing-masing, akan tetapi saat ini tradisi tersebut dilakukan secara serentak yang dilakukan bersama-sama oleh 3 kelurahan yaitu Kelurahan Karangsari, King king, dan Sidomulyo.
“Kalau sedekah bumi ini biasa dilakukan di makam-makam seperti makam bali, juwet, dan yang lainya. Kemudian kalo sedekah bumi ini kemarin juga sempat dilakukan secara besar-besaran dan dikirab mulai dari plaza ikan sampai pantai boom,” Paparnya.
Menurut Mustaqim selaku staff sekaligus warga asli Karangsari mengatakan, terkait potensi yang dimiliki Karangsari yaitu dari sektor perikanan. Di mana Karangsari merupakan daerah pesisir. Sehingga mayoritas mata pencaharian warga sekitar yaitu nelayan.
“Karena daerah kita adalah daerah pesisir, jadi yang menjadi potensi Karangsari adalah hasil laut. Dan itu bisa kita lihat tepatnya di plaza ikan, itu juga yang menjadi produk unggulan kita. Jadi produk unggulan kita ada ikan asap, ikan kering, dan petis dan itu biasa dijadikan oleh-oleh Khas Karangsari,” Sambung Tutuk Hariyati selaku Plt Kelurahan Karangsari.
“Jadi kalo produk unggulan mungkin seperti terasi dan petis ini di kelurahan lain juga ada, tapi terkait rasa tiap daerah jelas berbeda. Petis Karangsari ini cenderung petis asin yng biasa dipakai sebagai bumbu rujak, karena kalo orang Karangsari sendiri kalo rujak petis itu biasanya cenderung asin,” Imbuhnya.
Adapun mayoritas agama penduduk Kelurahan Kebonsari yaitu 90% Islam dan selebihnya beragama Kristen dan Budha. [Lia/Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS
*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.