Mengulik Asal Usul Hingga Potensi Wisata Kelurahan Panyuran Tuban

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Asal usul nama desa atau daerah pasti memiliki latar belakang masing-masing dan seringkali tertuang dalam dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta. Demikian juga dengan asal usul Kelurahan Panyuran.

Kelurahan yang dipimpin oleh Siti Mukhlishotin selaku Kepala Kelurahan Panyuran, secara geografi merupakan desa yang berada di tepi laut atau biasa disebut dengan Pantura (pantai utara).Terdiri dari 3 dusun yaitu dusun kepoh, keduran dan panyuran itu sendiri.

Kholidin (57 tahun) selaku perangkat desa menceritakan bahwa asal usul dari nama Panyuran berawal dari nama tokoh yaitu Ki Ageng Panyuro yang dahulunya berada di daerah Panyuran. Bahkan hingga saat ini nama tersebut diabadikan sebagai nama mushola tua yang berada di Kelurahan Panyuran.

“Iya mungkin terkait asal usul nama panyuran ini kalo dari cerita-cerita yang paling relevan itu dulu ada tokoh pejuang atau apa kurang tau, itu namanya Ki Ageng Panyuro. Nah dari nama tokoh tersebut jadilah nama Kelurahan Panyuran,” Ujar Kholidin saat diwawancarai, Kamis (04/05/2023).

Disisi lain Panyuran juga memiliki peninggalan bersejarah yaitu Makam Nyai Siti Syari’ah Manyuro dan Makam Andong Wilis.

“Nah dulu dari penemuan-penemuan masyarakat itu dulu pernah di temukan sebuah peninggalan berupa piring panjang. Konon katanya kalo di buat naruh makanan itu tidak bisa basi,” ujarnya.

Peninggalan tersebut telah 2 kali ditemukan pada saat menggali kubur, yang pertama berupa 1 piring dan yang kedua berupa 3 mangkok.

“Itu yang pertama piring lonjong itu sekarang sudah terjual, kalo yang mangkok itu baru ditemukan waktu covid-19 pas mau menggali makam dalem dan saat ini masih ada dan di simpan di rumah pak Nur Kholis (penemu mangkok),” Paparnya.

“Dan itu sudah pernah dibuktikan naruh masakan dan benar tidak basi hingga bertahan 3 hari atau lebih” Imbuhnya.

Lebih lanjut tradisi yang dimiliki Kelurahan Panyuran sampai saat ini yaitu tanjidor yang merupakan sebuah kesenian musik yang menggunakan alat musik terbang dan jidor yang biasa digunakan pada saat acara sebagai hiburan.

Adapun potensi Kelurahan Panyuran jika dilihat dari letak geografi yang berada di sebelah utara perbatasan laut yaitu dari sektor perikanan.

Tapi mayoritas penduduk bukan dari sektor perikanan melainkan dari sektor pertanian seperti kacang dan jagung dengan presentase 90% tergantung musim hujan, akan tetapi saat ini sudah ada yang dikelola menggunakan air bor atau air sumur. 

“Kalo dari sektor perikanan memang Panyuran itu sebelah utara perbatasan dengan laut, tapi untuk nelayan itu sangat sedikit,” Jelasnya.

Di sisi lain juga terdapat perkembangan yang memunculkan petani-petani muda untuk berkarya dengan menanam pohon blimbing.

Selain itu yang cukup berdampak bagi perekonomian khususnya masyarakat Panyuran adalah dengan adanya Pantai Kelapa yang saat ini menjadi satu-satunya Destinasi Wisata pantai kelapa di Tuban yang menampilkan keindahan pohon kelapa yang tertata indah di tepi pantai.

“Alhamdulillah untuk akhir-akhir ini pantai kelapa banyak menunjang perekonomian masyarakat seperti pedagang dan lain-lain dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Tuban sampai Provinsi,” tutupnya.

Sedangkan untuk mayoritas agama Kelurahan Panyuran 100% beragama Islam. [Lia/Dwi]

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban. 

 

Temukan konten berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS