Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com – Esensi puasa adalah perjuangan melawan hawa nafsu ketika Ramadan membawa umat Islam menuju hari kemenangan, yakni Hari Raya Idul Fitri.
Momentum Idul Fitri digunakan untuk saling meleburkan dosa dan kesalahan terhadap sesama manusia dengan saling maaf memaafkan atau dikenal umum dengan halal bihalal saat lebaran.
Dikutip dari situs UINjkt.ac.id, halal bihalal mengandung arti saling menghalalkan terhadap perbuatan haram yang pernah dilakukan, seperti memutuskan tali silaturahmi, saling mengucilkan (membelakangi), saling memarahi (bertengkar), mencaci maki, menuduh, memfitnah, dan sebagainya.
Halal bi halal juga mengandung arti melakukan kebaikan dengan sesama dan menghindari keburukan, atau mengganti perbuatan buruk dengan perbuatan baik (wa atbi’I al-sayyiata al-hasanata tamhuha).
Sementraa itu Dikutip dari jurnal bertajuk Tradisi Halal Bihalal dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis yang ditulis oleh Eko Zulfikar (2018:32) mengenai halal bi halal dari sisi linguistik (kebahasaan), kata halal diambil dari akar kata halla atau halala yang memiliki berbagai bentuk dan makna sesuai dengan rangkaian kalimatnya.
Secara bahasa, makna halla yaitu menyelesaikan permasalahan atau kesulitan, meluruskan benang kusut, dan mencairkan yang beku atau melepaskan ikatan yang membelenggu.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS