Festival Slikasan dan Wiwit Jadi Wisata Budaya di Tuban, Apa Bedanya?

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Setiap daerah di Jawa Timur memiliki wisata budaya yang beragam, tak terkecuali Kabupaten Tuban. Daerah yang paling ujung barat Jatim yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah di sebelah barat itu juga memiliki wisata budaya. 

Diantaranya festival Slikasan dan Wiwit. Keduanya dilaksanakan dan berhubungan langsung dengan tanaman padi. Lantas apa yang membedakan kedua wisata budaya tersebut. 

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban, M. Emawan Putra menjelaskan bahwa, ritual adat menanam “tandur” padi bersama yang dimulai dengan upacara adat bernama Slikasan. Festival tersebut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi wisata budaya.

Diharapkan, melalui Festival Slikasan yang mulai dilaksanakan secara rutin, bisa menjadi pemantik wisatawan luar Tuban untuk berkunjung ke Tuban. 

“Mudah-mudahan bisa ramai setiap tahun, dan meningkatkan perekonomian desa,” ujarnya, Jumat (6/1/2023). 

 

Festival Slikasan

Festival Slikasan sendiri telah berlangsung di Desa Pugoh, Kecamatan Bancar pada Kamis (5/1) pagi. Ratusan masyarakat setempat kompak mengenakan baju adat, dengan membawa umbul-umbul, cangkul, buah-buahan dan makanan lain, serta padi. 

Nampak juga gunungan yang tersusun dari buah-buahan dan sayuran yang ikut dalam arak-arakan mengelilingi desa, diikuti dengan rombongan tak-takan serta drum band yang menambah kemeriahan.

Kepala Desa Pugoh, Kusyanti mengungkapkan, Fetival Slikasan kali ini merupakan yang kedua digelar oleh di desa setempat. Tujuannya untuk melestarika ajaran luhur kepada generasi muda dan masyarakat modern saat ini mengenai pentingnya sebuah proses dalam menjalani kehidupan.

“Seperti proses kita membuat nasi dari sebutir beras. Bagaimana bisa menjadi sebuah nasi? Itu memerlukan proses panjang dari mulai menanam padinya,” terang Kusyanti.

Slikasan hadir dengan memadukan konsep budaya leluhur zaman dulu dengan era modern. Maksudnya agar mudah diterima oleh generasi saat ini dengan catatan tidak mengurangi nilai luhur yang ada.  

“Kami Pemdes Pugoh berusaha untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki atas budaya dan adat kita, sehingga tetap bisa terjaga,” ungkapnya.

Kirab budaya yang dilaksanakan dalam rangkaian Festival Slikasan Desa Pugoh menjadi prosesi upacara adat setempat, yang dilaksanakan untuk mengawali masa tanam padi. Seluruh sesaji dibawa ke sendang desa untuk disucikan dan didoakan, termasuk padi yang akan ditanam. Kemudian dibawa ke sawah untuk ditanam.

Proses menanam diawali dari Jago Tandur atau ketua kelompok tani yang dituakan terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 perempuan. Mereka menanam padi yang telah diarak dan disucikan di sisi pinggir sawah. Selanjutnya, disusul oleh seluruh petani setempat. Setidaknya lebih dari 400 petani mengikuti “tandur” di lahan sawah seluas 1 hektare yang telah disiapkan.

Festival Wiwit

Festival wiwit sendiri rutin digelar oleh masyarakat di Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menjelang masa panen. Jika sebelumnya, tradisi ini hanya dilakukan selama satu hari, pada 2022 kemarin festival digelar selama tiga hari berturut-turut. 

Kegiatan tersebut diawali dengan melakukan kirap tanen dan umbul dunga. Malam harinya, dilanjutkan dengan kegiatan tongklek asmoro ndono budoyo, pentas wayang blang-bleng, hingga kesenian tari. 

Di hari kedua juga digelar pertunjukkan tari, pantomim, serta pentas sastra. Barulah pada malam trakhir atau puncak kegiatan nanti, akan diramaikan dengan grup RSTX-Tuban, GNX-Tuban, dan juga teater tari “pengakuan rahwana” dari malang dance. 

Salah seorang tokoh pemuda di lingkungan setempat, Bambang Budiono, mengatakan jika tujuan diadakannya festival ini, ialah untuk menunjukkan potensi-potensi yang dimiliki oleh para petani muda di Kabupaten Tuban. 

“Dengan mengadakan festival semacam ini, mereka (petani muda) bisa berbangga dan bahagia, karena selain menanam mereka juga bisa melakukan sesuatu yang lain. Mereka (petani muda) dapat mengadakan acara dan tahu bagaimana rasanya kembali kepada adat-istiadat yang lampau, selain itu juga bisa berbangga karena mampu melestarikan budaya,” tandasnya. 

Itulah perbedaan mendasar dari festival Slikasan dan Wiwit di Kabupaten Tuban. Jika kalian penasaran dapat mendatangi lokasi untuk melihat langsung festival berlangsung. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS