Komunikasi yang Berkualitas dalam Organisasi atau Lembaga

Oleh Suhendra Mulia, M.Si.

blokTuban.com - Manusia adalah makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan. Dan tidak ada satu orangpun yang tidak lepas dari bantuan orang lain sekecil apapun bentuk/jenis atau jumlah bantuannya. Komunikasi menurut KBBI adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. 

Sedangkan komunikasi menurut Rosady (2007) adalah Humas pada dasarnya merupakan singkatan dari frasa kata “Hubungan Masyarakat‟. Istilah Humas sebagai  terjemahan  dari istilah public relations di Indonesia sudah benar-benar memasyarakat dalam arti kata telah dipergunakan secara luas oleh institusi/instansi, perusahaan dan/atau organisasi.

Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan, staf pimpinan, dan pegawai. 

Komunikasi organisasi (Deddy, 2006) adalah pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.

Humas adalah bagian dari kegiatan manajemen  komunikasi yang dilakukan secara berkesinambungan oleh organisasi, lembaga, perusahaan untuk memelihara citra serta membentuk opini yang positif dari masyarakat serta khalayak (publik) agar memperoleh dukungan dari masyarakat. 

Humas berfungsi (Rosady, 2007) untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat humas dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan bersama.

Kedudukan humas terkait langsung dengan fungsi top managemen. Fungsi humas dapat berhasil secara optimal apabila langsung berada dibawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pemimpin tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/instansi bersangkutan.

Seorang humas harus mengerti dan/atau memahami peran/tugas dan fungsi sebagai humas. Dan kita mengambil contoh adalah humas pemerintah dimana fungsi utama antara lain: 

1) Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya. Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi mengenai kebijaksanaan, hingga mampu  mensosialisasikan program-program pembangunan, baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat. 

2) Menjadi komunikator sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak dan menampung aspirasi atau opini public (masyarakat), serta memperhatikan keinginan-keinginan masyarakat di lain pihak. 

3) Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Setiap pegawai dalam organisasi dituntut untuk memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, mengingat kinerja organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Kinerja pegawai merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan  antara  hasil  kerja yang dapat dilihat secara nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan organisasi.

Kinerja pegawai secara objektif dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi para pegawai untuk mengetahui tingkat kinerja mereka. 

Dalam suatu organisasi pegawai dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang produktif, untuk  itu pegawai harus memiliki ciri individu yang produktif. 

Komunikasi yang baik dan berkualitas tidak lepas dari peran dari masing-masing individu/pegawai yang bersangkutan, komunikasi diperlukan untuk saling melengkapi dari individu-individu dalam menjalankan tugasnya. Individu/pegawai jika sudah tidak mengedapankan komunikasi, hal ini berarti pegawai yang bersangkutan tidak membutuhkan komunikasi yang artinya menjalankan tugas secara otoriter/hanya mementingkan diri sendiri.  

Organisasi bila dijalankan oleh pegawai seperti ini, maka organisasi akan menjadi tidak sehat, dan organisasi mengarah pada komunikasi krisis. Komunikasi internal dan eksternal sangat penting bagi penguatan citra lembaga untuk fungsi yang efektif. 

Pertama,  komunikasi digunakan untuk membimbing, menginformasikan dan memotivasi individu untuk bekerja secara efisien untuk keberhasilan organisasi. Kedua, komunikasi membantu dalam menghadirkan citra lembaga  yang baik kepada publik.

Keahlian komunikasi harus nampak di dalam segala ide yang dihasilkan untuk publik yang beragam dengan obyek (Humas) dalam mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Selain harus nampak pada skill, seorang humas juga harus dapat mengaplikasikan komunikasi dalam sistem. Sistem komunikasi yang dimaksud adalah metode untuk mengumpulkan informasi, memelihara hubungan baik dengan publik baik secara internal maupun eksternal adalah contoh dari pelaksanaan sistem komunikasi.

Humas atau PR (public relations) bertanggung jawab terhadap terciptanya komunikasi 2 (dua) arah yang sistematis. Menurut Rosadi (2007) fungsi humas adalah mewakili publik pada manajemen dan manajemen pada publik sehingga tercipta arus komuniksi dua arah, baik bagi informasi maupun perilaku. 

Dalam sistem manajemen komunikasi, hubungan komunikasi dua arah tersebut merupakan alat memperlancar pemahaman yang tepat dalam hal penyampaian pesan dan informasi. 

Tindakan kehumasan merupakan perwujudan strategi humas yang berdasarkan dari strategi humas yang dirancang sebelumnya. Banyak tindakan kehumasan yang sesuai dengan prinsip dasar strateginya tetapi juga banyak tindakan kehumasan yang menyimpang dari strategi dasarnya. 

Agar tindakan kehumasan sesuai dengan strategi dasarnya, hal apakah yang perlu dilakukan bagi seorang humas. Seorang humas harus memiliki jiwa kehumasan (citra diri), pada dasarnya semua orang mempunyai jiwa kehumasan yang melekat sejak lahir. 

Jiwa kehumasan tersebut pada perkembangan berikutnya ada yang muncul dalam diri manusia sebagai sesuatu yang dominan sehingga dapat dilihat citra diri seseorang (citra diri yang positif). Namun, ada manusia yang tidak pernah tahu dan percaya akan citra dirinya. Banyak penyebab yang perlu dicari mengapa seseorang mampu menunjukkan citra dirinya.

Mangkuprawira (2008) berpendapat bahwa citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan kegagalan, pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita. 

Citra diri sangat dipengaruhi oleh performa kita sendiri. Citra diri positif seseorang membuat dirinya berharga di mata orang lain. Contohnya antara lain citra tentang kejujuran, ketegasan, wibawa, dan lain-lain. Orang yang memiliki citra diri seperti itu relatif mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Hanya saja perlu dipahami bahwa seorang Humas yang kuat harus memiliki sinergi yang ada di dalam dirinya antara jiwa kehumasan (citra diri), passion (bekerja sesuai dengan apa yang kita cintai/keinginan yang kuat), pendidikan serta wawasan yang luas. 

Seorang humas membutuhkan passion untuk menjalankan pekerjaannya, jadi pastikan kita memiliki atau setidaknya mulai memupuk passion ini dari sekarang jika memang kita ingin bekerja sebagai humas. Humas memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan dan tulisan. Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relation adalah bagaimana membentuk serta memelihara citra suatu organisasi/lembaga di tengah masyarakat. 

Tugas seorang Humas adalah untuk mengelola hubungan komunikasi antara lembaga dengan orang-orang di luar lembaga (eksternal) seperti masyarakat, pemerintah, pengusaha, stakeholder lainnya. Humas berarti juga antara lembaga dengan orang-orang di dalam lembaga (internal), yaitu antar karyawan. 

Seorang humas harus dapat menjaga agar lembaga meraih simpati dan kepercayaan dari satuan kerja/satker atau pegawai diluar unit kerjanya.

Humas bertujuan memberikan informasi untuk mensinergikan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan serta membangun rasa saling pengertian melalui komunikasi yang efektif. 

Hal penting dalam upaya menguatkan organisasi sehingga humas dapat mampu mencitrakan lembaga dengan baik dimata stakeholder. Untuk setiap pegawai humas harus memiliki jiwa kehumasan, memahami komunikasi, mengerti manajemen (minimal manajemen yang diterapkan oleh organisasi).

Dan mengedepankan komunikasi untuk kemajuan organisasi/lembaga. Untuk menjaga nama baik lembaga seorang humas harus menjalani pekerjaan dengan humanis dan penuh teladan.(*)