Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Limbah rumah tangga, seperti plastik, kain perca, pelepah pisang, botol bekas, stick ice cream hingga kancing baju, bagi sebagian orang mungkin hanyalah kotoran yang tidak berguna. Namun siapa sangka, di tangan warga Tuban ini limbah tersebut disulap menjadi barang kreatif, yang bernilai jual.
Dia adalah Junia Istiqomah, Ibu rumah tangga asal Desa Trutup, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Dari limbah-limbah tersebut, Nia, sapaan akrabnya mampu membuat berbagai produk untuk dekorasi rumah yang unik dan kreatif.
Seperti halnya vas bunga, keranjang, bunga, bross, toples, penyaring mimpi dan juga hiasan dinding, dengan berbagai rupa yang menarik. Berawal dari hobinya dalam berkreasi, serta memanfaatkan waktu luang yang dimiliki sejak tahun 2019 silam.
“Sebenarnya berawal dari hobi, terus gabut juga apalagi kemarin corona jadi lebih banyak waktu di rumah. Jadi memanfaatkannya dengan buat kerajinan-kerajinan dan bros, awalnya memang saya pakai sendiri, tapi lama-kelamaan teman-teman banyak yang suka dan minta dibikin, akhirnya nyoba buat dijual. Alhamdulillah banyak yang minat,” terangnya kepada blokTuban.com, Rabu (28/9/2022).
Baca juga "
- Melihat Eksistensi Mbah Sunti, Pengrajin Anyaman Bambu di Tengah Zaman Plastik
- Tak Ada Lahan Pembakaran Membuat Perajin Gerabah di Karang Gulung Tikar
- Puluhan Tahun Geluti Kerajinan Ban Bekas, Jamin Produknya Awet Bertahun-tahun
Dari hobi dan waktu luang yang dimiliki itu, hingga kini ibu dari satu orang anak ini sudah menghasilkan berbagai karya-karya unik. Baik untuk digunakan secara pribadi maupun dipasarkan ke pembeli.
Selain itu, Nia menambahkan jika bakat yang saat ini ia miliki didapatkannya secara ototidak. Sejak masih duduk di bangkul Sekolah Menengah Pertama (SMP) beberapa waktu silam. Tidak hanya menambah nilai ekonomi saja, karya yang dihasilkan oleh guru kesenian tersebut, juga dapat meminimalisir sampah yang ada dilingkungannya.
“Di sini kan banyak limbah seperti botol dan plastik. Saya dari dulu memang suka buat kerajinan dari bahan alam. Awalnya suka itu dari Tsanawiyah, pelajaran keterampilan, terus dikembangkan lagi buat dekorasi rumah, kalau dulu memang yang paling sering buat bros sama vas bunga,” sambungnya.
Dalam menekuni bidang ini, perempuan ramah itu mengaku mengalami beberapa kesuliatan, diantaranya ialah kerumitan serta waktu dalam pembuatannya. Pasalnya, saat ini sekolah tempatnya mengajar sudah mulai aktif kembali, setelah beberapa waktu lalu dilakukan secara online.
Lebih lanjut, seluruh barang yang ditawarkan Nia, juga sangat ramah di kantong. Dia hanya membandrol produk jualannya dengan harga yang murah, yaitu Rp8 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung jenis barang dan kerumitan dalam pembuatannya.
“Membuat kerajinan seperti ini, cuma butuh konsentrasi dan ketelitian, terus kadang kita sulitnya dipemasaran. Kalau kesenian itu beda sama makanan karena nggak semua orang suka dan menghargai seni,” paparnya.
Selama tiga tahun menekuni usaha ini, sampai saat ini Nia hanya mengerjakannya seorang diri, dengan memasarkannya melalui berbagai media sosial, mulai dari facebook dan juga katalog di whatsaap. [Sav/Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS