Tak Ada Lahan Pembakaran Membuat Perajin Gerabah di Karang Gulung Tikar

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Salah satu tantangan dari usaha kerajinan yang telah turun temurun dikerjakan adalah tidak adanya penerus yang melanjutkan usaha tersebut. Seperti halnya usaha kerajinan gerabah milik Mak Somi.

Tempat produksi kerajinan gerabah miliknya berada di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding yang dahulu merupakan salah satu sentra kerajinan gerabah Tuban. Saat ini hanya tersisa 4 orang perajin yang umurnya sudah terbilang tidak lagi muda. Mak Somi adalah salah satu perajin gerabah yang masih bertahan sampai saat ini.

Sedari kecil, Mak Somi sudah diajarkan membuat gerabah oleh neneknya. Awalnya ia mengatakan, membentuk tanah liat menjadi bermacam-macam bentuk sangat sulit apabila tidak terbiasa mempraktikannya. “Dulu diajari, belajarnya ya semaunya gitu dulu. Terus dilanjutkan sampai sekarang,” ujarnya.

Broto, suami Mak Somi mengungkapkan, daerah Karang dulunya hampir semua membuat kerajinan gerabah, namun karena saat ini lahan yang digunakan untuk proses pembakaran tidak ada maka hanya tersisa sedikit saja yang bertahan.

"Lahannya itu sekarang banyak yang dibuat bangunan rumah, jadi anak-anaknya yang nikah gitu dibuatkan rumah di lahan yang dulunya buat pembakaran itu,” tandasnya.

Menurutnya, untuk proses pembakaran gerabah butuh lahan yang luas. Agar maksimal dan juga aman.

Lebih lanjut, dikatakan Broto, penerus usaha gerabah yang turun temurun, ya istrinya yakni Mak Somi, karena anak-anaknya sudah bekerja di bidang lain. “Penerusnya ya tinggal istri saya itu soalnya dari dulu diajarinnya itu, kalau anak saya sudah jadi perias,” tutupnya. [din/col]