Kontributor : Tazkiya Aulia Putri
blokTuban.com - Tak hanya tanjungnya yang cantik, pantai di Kabupaten Tuban satu ini juga menyimpan sejarah yang tak kalah menarik. Adalah wisata pantai Boom yang terletak di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban atau sebelah utara Alun-alun Tuban.
Pantai yang kini menjadi salah satu destinasi untuk menghabiskan waktu liburan itu, ternyata dulunya merupakan pelabuhan terbesar se-Asia Tenggara. Tempat di mana masyarakat Kabupaten Tuban dan sekitarnya mengirimkan barang seperti rempah-rempah.
Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi pengikisan yang mengakibatkan laut menjadi lebih dangkal. Hal inilah awal mula kemunduran dari pelabuhan di Tuban saat itu.
"Perkiraan kedalamannya di Pantai Boom ini sekitar 5-10 meter," ucap Sujud Eko (52) selaku Koordinator Lapangan pantai Boom Tuban saat diwawancarai, Selasa (23/8/2022).
Baca juga :
- Mitos Ular Gaib di Gua Kancing Tuban yang Belum Banyak Diketahui
- Cerita Pilu Pedagang di Kawasan Wisata Sunan Bonang Tuban, Banyak Jajanan Kebuang Saat Covid-19
- Ini Rute, Wahana Dan Harga Tiket Terbaru Wisata Pelang Tuban
Lanjut Sujud Eko, dengan kedalaman segitu kapal besar tidak dapat masuk. Lalu, semua yang terkait pengiriman barang dipindahkan ke Gresik. Pelabuhan pun terbengkalai dan hampir punah.
Kendati demikian, pada waktu itu, Bupati Tuban Haeny Relawati Rini Widyastuti langsung bergerak mengambil tindakan sehingga pelabuhan berhasil memperoleh sertifikat kepemilikan Kabupaten Tuban.
Selain itu, Sujud menjelaskan ada pula sejarah lain yaitu dua sumur air tawar di area Pantai Boom.
Sumur bagian timur berawal dari Mbah Sunan Bonang yang hendak melaksanakan sholat dhuhur, namun tidak menemukan air tawar. Lalu, Sunan Bonang menggali tanah hingga keluar sumber mata air tawar dari sana.
Sedangkan sumur bagian barat merupakan peninggalan zaman Majapahit. Sekilas air dalam sumur ini terlihat keruh, namun sebenarnya tidak kotor.
"Kepercayaan pada air sumur ini adalah mandi pukul 24:00 Wib untuk menghilangkan aura buruk," imbuh pria ramah itu.
Sedangkan pada zaman majapahit, katanya nelayan setempat sering menangkap ikan menggunakan bom ikan. Hal ini menjadi awal mula dari nama pantai Boom Tuban.
Dengan rute yang begitu luas dan fasilitasnya, pantai Boom mematok tiket masuk yang tergolong murah meriah, yaitu untuk dewasa Rp. 6.000,- di hari biasa dan Rp. 8.000,- di akhir pekan.
Rencananya tahun depan, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky memiliki konsep untuk merenovasi wisata ini yaitu membangun ruko semacam kafe di ujung pantai dan taman bermain akan dibongkar total menjadi lapangan bola pantai.
"Kemungkinan renovasi terbesar akan terjadi tahun depan, anggaran baru," tutupnya. [Put/Ali]
Artikel ini liputan kolaborasi anggota LPM Waskita Unirow Tuban dengan blokTuban.com.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS