Niat Lafal Sholat Dhuha, Catat 3 Waktu Baik Melaksanakannya

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Sholat sunnah dhuha merupakan salah satu kebiasaan yang diwasiatkan Rasulullah SAW kepada para sahabat. 

Disebutkan dalam sebuah riwayat hadist sholat dhuha ini sebagai amalan yang tidak akan pernah ditinggalkan Nabi Muhammad SAW hingga wafat.

Baca juga: Dapatkan Berita Tuban menarik lainnya DI SINI 

Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang  menceritakan : “Kekasihku Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia : Puasa tiga hari dalam sebulan, dua rakat’at shalat Dhuha, dan hanya tidur setelah melakukan shalat Witir” ( Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Oleh Al-Bukhari no. 1981. Diriwayatkan oleh Muslim no. 721, telah ditahrij sebelum ini).

Baca juga: Masjid Agung Tuban Tampung 500 Jamaah Salat Idul Fitri

Berikut lafal niat sholat dhuha dalam madzhab Syafi’i:

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

 

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa

Artinya

“Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”.

 

Sedangkan waktu pelaksanaan sholat dhuha yang diutamakan dapat dilaksanakan pada:

 

1. Pada awal waktu, kira-kira 15 menit  setelah matahari terbit dan telah meninggi hingga setinggi tombak.

 

 Diriwayatkan hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

 

صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ

 

Artinya

“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud”. (HR. Muslim no. 832). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 347).

Baca juga: Ini niat Puasa Tarwiyah 8 Zulhijjah, Latin, Arab dan Artinya

2. Mendekati waktu zawal, kira-kira 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal saat matahari akan tergelincir ke barat.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal ”. 

3. Waktu terbaik sholat dhuha dikerjakan di akhir waktu.

Akhir waktu yaitu pada waktu panas, saat matahari sedang terik.

Dalil yang diriwayatkan dalam HR. Muslim no. 748:

 

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Baca juga: Niat Puasa Sunnah Senin - Kamis, Tapi Haram Dilaksanakan Hari-Hari Tertentu

Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari". [Dwi]

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Berikut Tiga niat Membaca Surah Yasin Pada Malam Nifsu Sya’ban