Ini Niat Puasa Tarwiyah 8 Zulhijjah, Latin, Arab dan Artinya

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Menjelang bulan Zulhijjah atau dalam kalender Jawa disebut bulan 'Besar'identik dengan pelaksanaan ibadah haji, hari raya kurban atau Idul Adha.

Pada tanggal 8 Zulhijjah, orang muslim disunnahkan menjalankan puasa sunnah tarwiyah. Puasa dijalankan satu hari penuh dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Bagi orang yang hendak menjalankan puasa tarwiyah, sebagaimana dikutip dari laman website NU Online pada Kamis (9/6/2022) dianjurkan melafalkannya sebelum fajar terbit atau amannya pada malam hari.

 

Berikut niat puasa tarwiyah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT”

Anjuran puasa sunnah selama bulan Zulhijjah ini berlandaskan Mazhab Syafi’i. Puasa dapaat dimulai tanggal 1 - 7 Zulhijjah dan disambung puasa tarwiyah dan arafah tanggal 8-9 Zulhijjah.

 

Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Zulhijjah   

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”

Puasa sunnah tarwiyah dan arafah ini mendapat anjuran khusus.

 

ويسن صوم الثمانية الأيام قبله وهو المراد بقوله وعشر ذي الحجة لكن الثامن مطلوب احتياطا ليوم عرفة ولدخوله في الثمانية

Artinya, “Puasa selama 8 hari sebelum hari Arafah dianjurkan. Ini yang dimaksud dengan perkataan matan, ’10 Dzulhijjah’. Tetapi puasa pada 8 Dzulhijjah dianjurkan sebagai bentuk ihtiyath terhadap hari Arafah dan juga termasuk 8 hari pertama Dzulhijjah,”(Lihat Syekh Said Muhammad Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman 488).

Syekh M Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain, (Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun, halaman 197) mengatakan, “(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.” Wallahu a’lam.[Dwi]