Reporter : Siti Yuhani Lailatul Erlina Nur Rahmawati
blokTuban.com - Mbah Surkijoyo merupakan seorang wali yang masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas. Makamnya berada di Dusun Kwasen, RT 01/ RW 10 Desa Kumpulrejo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.
Sejak zaman dahulu menurut cerita para leluhur, hanya beberapa orang saja yang mengetahui dan meyakini bahwa Mbah Surkijoyo adalah seorang wali.
Nama asli Mbah Surkijoyo adalah Abdul Rokhim. Didekat makamnya terdapat makam istrinya yaitu Mbah Santiyem dan dua anaknya yaitu Ahmad dan Suraji.
Konon menurut cerita leluhur para wali juga ngangsu kaweruh (berguru) kepada Mbah Surkijoyo. Sehingga Mbah Surkijoyo dianggap sebagai wali tertua di daerah Tuban selatan. Selain itu, Mbah Surkijoyo dahulu adalah teman dari Mbah Ganyong guru dari Mbah Abdul Jabbar Nglirip Singgahan.
Menurut cerita leluhur ketika ada seseorang peziarah dari sekitar daerah Kwasen yang memiliki hajat, seperti akan mencalonkan diri menjadi perangkat, dengan niat baik kemudian berziarah berdoa kepada Allah melalui Mbah Surkijoyo niat baik atau hajatnya banyak yang terkabul.
Apabila petani yang akan bercocok tanam berziarah memohon kepada Allah melalui perantara Mbah Surkijoyo hasil panennya akan melimpah bahkan ketika digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari lebih dari cukup.
Menurut Heri Purwanto ketua RT dan sedikit paham tentang Mbah Surkijoyo karena sosoknya jarang diketahui oleh warga sekitar sehingga makamnya masih jarang diziarahi.
"Saat ini makam Mbah Surkijoyo mulai dikenal oleh masyarakat sehingga makamnya mulai diperbaiki” terangnya kepada blokTuban.com, Rabu (13/4/2022).
Ketika mulai di perbaiki makam Mbah Surkijoyo diberi gubuk kecil, pada tahun 2018 mulai diperlebar namun bangunannya masih sederhana. Karena mulai ada peziarah yang datang tahun 2022 diperbaiki sampai saat ini masih masa pembangunan.
Pada hari kamis pahing setiap bulan diadakan tahlil bersama dimakam Mbah Surkijoyo, namun khusus pada hari kamis pahing bulan rojab diadakan sedekah bumi. Pagi hari membawa nasi tumpeng dan panggang ayam, ketika sore hari di isi dengan khataman al-Qur`an.
“Warga yang mengikuti acara tersebut dari Kecamatan Bangilan dan Singgahan yang rata-rata keluarganya dahulu berasal dari Dusun Kwasen," tutup Heri. [Lina/Ali]