Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam, sebab di bulan tersebut ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah satunya ialah bersabar untuk menahan lapar dan dahaga.
Hukum berpuasa sendiri wajib dilakukan oleh umat muslim yang sudah akil baligh. Kendati demikian, melakukan ibadah puasa tidak mempunyai patokan umur. Artinya orangtua juga boleh melatih anak berpuasa sejak dini.
Orangtua juga tidak boleh sembarangan dalam memberikan makanan pada anak saat melatihnya berpuasa, karena dapat memicu tingkat ketahanan lapar pada dirinya.
Menurut Prof. Dr. Damayanti Rusli Sjarif, Ph.D, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, bahwa jenis makanan yang paling lama bertahan yaitu makanan yang memiliki protein seperti susu yang merupakan sumber protein yang baik.
”Itu juga bisa kalau makanannya dicampur dengan susu untuk dibikin cream dan lain sebagainya dia bisa memperlambat dan menjaga agar tetap kenyang. Lebih menjaga daripada makan karbo saja atau makanan yang cair karena itu lebih cepat membuat anak laper dibandingkan makanan padat,” teranya dikutip dalam siaran langsung di Instagram resmi IDAI, Rabu (30/3/2022).
Dr. Damayanti melajutkan, ada beberapa penelitian yang mengatakan misalkan anak makan sup cream terlebih dahulu pada saat berbuka dan baru memakan makanan utama itu juga akan menjaga pengosongan lambung lebih lambat.
“Jadi puasa itu nggak masalah kalau anak sudah cukup umurnya, jadi jam 6 sore pun asal mengikuti aturan tadi,” lanjutnya.
Selain jenis makanan, waktu makan anak hendaknya juga diperhatikan oleh orangtua karena dapat berpengaruh terhadap ketahanan lapar pada diri anak. Perempuan ramah itu mengatakan jika waktu sahur yang baik adalah menjelang fajar sesuai dengan aturan Islam.
Selanjutnya, saat masuk waktu berbuka maka disarankan untuk minum gula atau memakan makanan yang manis untuk menaikkan gula darah pada tubuh.
“Jadi artinya minum teh manis saja cukup untuk membatalkan, artinya ketika gula itu turun belum sampai keluar ketonnya itu sudah ditutup. Kalau kita ikuti aturan yang benar sebenarnya dia tidak akan ada masalah, sesudah itu sholat dan barulah makan. Pokoknya gula darah naik dulu, sholat terus makan,” terangnya.
Dengan melakukan pola makan seperti itu, maka anak tetap dapat makan tiga kali dalam sehari. Perempuan ramah itu, juga melanjutkan jika kecukupan makanan anak tergantung pada besarnya anak karena terdapat pengosongan lambung.
“Kadar gula bertahan berapa lama, itu ditentukan oleh umur anak berapa,” katanya. [Sav/Ali]