Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kenaikan harga komoditas daging sapi beberapa waktu belakangan ini membuat masyarakat merasa resah. Kebanyakan pembeli memutuskan untuk beralih ke daging ayam dengan harga yang lebih terjangkau.
Praktis, pembeli daging sapi di pasaran mengalami penurunan. Untuk mencegah merosotnya jumlah pembeli, Nerdianto salah satu penjual daging sapi di pasar Desa/Kecamatan Plumpang memiliki cara untuk menekan kenaikan harga daging sapi itu.
“Sebisa mungkin saya mencari cara agar daging tidak terlalu mahal,” ungkapnya kepada blokTuban.com, Selasa (8/3/2022) saat ditemui di lapak dagangannya.
Dengan demikian, Nerdianto menyiasatinya dengan mencampur daging yang ia jual agar pembeli tidak merasa keberatan dengan harga daging sapi yang terlalu mahal.
Artinya, saat pembeli membeli sejumlah daging maka pria ramah ini akan mencampurnya dengan sedikit gajih sapi dan juga tetelan. Selain itu juga mencampur kualitas daging mulai dari daging grade A dengan daging grade B.
“Caranya ya seperti itu dicampur, tapi dicampur daging bukan yang lain. Dioplos tapi tetap dengan daging misal daging kelas A kita kasih kelas B. Kelas A nya satu kilo, kelas B nya seperempat, jadi oplosnya bukan yang lain,” terangnya dengan ramah.
Jika tidak melakukan cara seperti itu, dikatakan pria berusia 45 tahun pembeli sulit menjangkau harga daging saat ini. Sebab, ia hanya menjual daging sapi Rp105 ribu per kilogram. Sedangkan dibeberapa daerah lain, harga daging sapi mencapai Rp140 ribu per kilogramnya.
Biasanya, pria yang sudah berjualan daging sapi selama 10 tahun itu mengaku bisa menghabiskan satu ekor sapi dalam satu hari, jika ditotal sekitar 100 hingga 150 kilogram daging sapi.
Lebih lanjut, setiap harinya Nerdianto selalu membuka lapaknya mulai pukul 04.30 hingga pukul 11.00 WIB. Sebab, daging sapi tidak bisa digantung dan terkena angin terlalu lama karena bisa rusak sehingga mempengaruhi kualitas dari daging.
“Daging kalau lama-lama di gantung kering, lain sama barang-barang mentah seperti di toko klontong ataupun baju itu kan tahan lama. Tapi kalau daging digantung lama-lama jadi rusak terkena angin jadinya mempengaruhi kualitas. Lagian daging konsumennya kebanyakan pagi,” katanya.
Dengan demikian ia berharap agar pemerintah dapat terus menyetabilkan harga dari daging sapi ini sekaligus memperbanyak stok daging agar lebih aman di pasaran.
“Stoknya di perbanyak, impor daging diperbanyak buka lagi biar stabil harganya kalau seperti ini impor di stop terus sapi disini daging langka jadinya otomatis naik juga,” terangnya. [sav/Ali]