Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kenaikan harga komoditas kedelai impor mengalami kenaikan beberapa waktu belakangan ini. Akibatnya para perajin tempe dan tahu mengalami kesulitan dalam menentukan harga jualnya.
Bahkan perajin tempe dan tahu sempat memutuskan untuk mogok produksi pada akhir bulan Februari lalu. Sebagai aksi tuntutan kepada pemerintah agar menstabilkan harga kedelai di pasaran.
Selain perajin tempe dan tahu, para pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) ternyata juga mendapatkan imbas dari naiknya kacang kedelai tersebut. Termasuk pelaku usaha di Kabupaten Tuban.
Salah satu pelaku UMKM di Kabupaten Tuban yang ikut menjerit ialah Kayami, warga yang berasal dari Desa Margosoko, Kecamatan Bancar. Pasalnya, selain menjual kripik pare, ia juga menjual kripik tahu dan juga kripik tempe yang pastinya berbahan dasar kedelai.
“Kedelai mahal ini sangat terdampak soalnya yang menyuplai sekarang udah tidak ada lagi. Jadi ya menjerit,” terangnya kepada reporter blokTuban.com, Jumat (4/3/2022).
Kendati sudah tidak ada yang menyuplai kedelai, wanita yang akrab disapa Ami tersebut mengaku tetap memproduksi kripik tahu dan tempenya tersebut, dengan mengambil kacang kedelai dari produsen lain dan jarak yang lebih jauh dari biasanya.
“Alhamdulillah masih berjalan meskipun mengkis-mengkis. Masih mikir ini untuk mengatur langkah, sebisa mungkin untuk bertahan dan dalam menyikapi hal ini harus dengan kepala dingin,” katanya.
Lebih lanjut, wanita berusia 32 tahu itu mengungkapkan, stok produk kripik dan tahunya masih sama seperti biasanya. Hanya saja ia menyikapi lonjakan harga kacang kedelai ini dengan mengurangi sedikit takaran dari tiap produknya.
Setiap harinya, Ami selalu menghabiskan 50 Kilogram kacang kedelai, karena tidak hanya dijadikan sebagai olahan kripik saja. Sekaligus menjadi produsen tempe untuk dijual di pasaran.
“50 kg Setiap hari kan kita bagi buat kripik sama kita jual tempenya, untuk kripik paling kita bikin 30 sampai 50 bal kisaran 5 kg kedelai, untuk harga masih mengikuti pasar” jelasnya.
Dengan demikian, wanita berhijab itu berharap agar harga kacang kedelai segera stabil meskipun kemungkinannya tipis. [Sav/Ali]