Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Seperti yang telah diketahui, jika beberapa tahun belakangan ini Indonesia dilanda oleh virus yang cukup hebat yaitu Covid-19. Akibatnya, banyak ibu-ibu muda yang sering merasa khawatir terhadap tumbuh kembang buah hatinya, termasuk sosial emosionalnya.
Adanya pandemi ini sangat berdampak bagi seluruh masyarakat, termasuk pada komunitas, keluarga hingga dapat berdampak buruk bagi anak-anak. Karena pada usia anak-anak mereka memiliki beberapa kebutuhan seperti kebutuhan sosialisasi, belajar ataupun bermain.
Saat adanya pandemi seluruh kegiatan anak-anak menjadi terhalang, karena masih rentan terhadap infeksi virus, sehingga hal tersebut mengganggu lingkungan sehatnya.
Dengan demikian, aktivitas pada anak sangat dibatasi, dan anak menjadi stress, temper tantrum, sedih, mengalami gangguan depresi hingga adanya rasa cemas. Hal itulah yang dimaksud sebagai gangguan emosional.
Dengan demikian, orangtua harus memberikan perlindungan khusus dengan membiarkan anak bermain dengan tetap menjaganya. Sekaligus memberikan anak makan secara teratur, agar segala hal tersebut tidak berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak
Maka dari itu, Prof. DR. Dr. Kusnadi Rusmil, Sp.A(K), MPH, ahli tumbuh kembang dan pediatri sosial dalam tanya IDAI di Intagram live IDAI memberikan solusi atau tips untuk orangtua dalam menghadapi situasi tersebut.
“Pertama belajar mengetahui mental emosional pada anak, jadi berbeda atau tidak dengan dulu. Apakah sering marah-marah, suka banting gelas atau piring atau bagaimana,” terangnya, dikutip pada Selasa (8/3/2022).
Sebab, jika anak sudah mulai berubah maka sudah harus ada penanganan secara khusus karena berpengaruh terhadap gangguan emosional anak. Oleh karenanya, orangtua harus belajar untuk mengatasi anak-anak yang semacam itu.
Salah satu cara yang bisa dilakukan orangtua saat mengetahui ada indikator gejala pada anak yaitu mengajak anak ke ahli tumbuh kembang. Pasalnya, disana akan ada quessioner yang bisa mendeteksi sesuatu yang terjadi anak.
Dengan begitu, orangtua akan mengetahui masalah yang dialami oleh anak sehingga bisa dilakukan penanganan lebih lanjut untuk dapat menangani persoalan itu.
“Di situ kita akan tahu anak ini harus begini kan kita punya perangkat untuk melihat masalah psikologi anak, masalah sosial emosional anak,” katanya. [Sav/Ali]