Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Sejak awal pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, tingkat imunisasi pada anak menurun sangat drastis. Hal ini disebabkan lantaran orang tua takut membawa anak keluar rumah terlebih untuk berkunjung ke rumah sakit.
Rendahnya cakupan imunisasi pada anak dikhawatirkan menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa dengan adanya penyakit berat yang menyerang anak seperti campak, polio, ataupun difteri.
Seiring berjalannya waktu, saat ini para orang tua mulai giat untuk melakukan imunisasi kembali. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S Hadinegoro, Sp. A(K), Ahli infeksi dan penyakit tropis anak ahli imunisasi IDAI, dalam acara Tanya IDAI di Ig live bertema Tuntaskan Kegalauan Tentang Vaksin.
“Itulah kenapa saya sangat bersyukur sekali melihat ibu-ibu kembali giat imunisasi apa yang ketinggalan,” ungkapnya dikutip blokTuban.com, Sabtu (26/2/2022).
Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S Hadinegoro, Sp. A(K) tersebut megungkapkan, seluruh aturan yang dibuat untuk imuniasasi yaitu diperuntukkan untuk anak yang sehat. Anak yang sehat itu ialah anak yang sehat secara fisik seperti berat badan normal, nafsu makan bagus, anak ceria, aktif serta perkembangan yang sesuai dengan umur.
Hal tersebut bisa dilihat dari aktivitas atau kebiasaan anak dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, yang menilai anak tersebut sehat atau tidak pertama kali bukanlah dokter, melainkan orang tua anak tersebut.
“Makanya saya selalu bilang kepada dokter-dokter bahwa dengarkan ibunya bicara. Jangan dokternya saja yang bicara karena ibu 24 jam yang bersama anaknya,” jelasnya.
Perempuan ramah itu melanjutkan, jika anak terlihat sehat tanpa diperiksa, vaksinasi dari anak tersebut akan tetap berjalan. Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan yaitu anak-anak yang mempunyai penyakit khusus. Seperti kelainan jantung bawaan yang mengharuskan kontrol secara teratur atau minum obat hingga anak yang melakukan persiapan untuk operasi.
“Itu yang harus diperhatikan dalam keadaan dia harus terkontrol dia lagi sehat tidak masalah. Justru jika dia mau operasi kita harus siapkan dengan vaksinasi agar dia tidak komplikasi setelahnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, anak sehat menjadi persyaratan paling utama untuk melakukan imunisasi. Apabila anak mengalami batuk, pilek, sedikit gatal-gatal, diare dikatakan oleh Ahli infeksi dan penyakit tropis anak ahli imunisasi IDAI tersebut tidak menjadi masalah, asalkan anak tidak demam.
Vaksin juga memiliki efek demam, sehingga ditakutkan jika anak terus melakukan vaksin saat demam akan menimbulkan kebingungan penyebab dari demam yang diderita anak.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika pilek yang diderita anak agak banyak dan kental sebelum memberikan vaksin atau imunisasi pada anak harus dilihat terlebih dahulu jenis vaksinnya. Pasalnya, ada dua jenis vaksin yang biasa digunakan yaitu vaksin hidup dan mati.
Jika vaksin yang diberikan itu hidup, maka orang tua harus lebih berhati-hati karena dikhawatirkan akan memperberat penyakit yang diderita anak. Tubuh saat menerima vaksin harus berjuang membentuk antibody atau kekebalan.
“Jadi kalau dia sendiri sedang memerangi penyakit lain, takutnya antibodinya tidak terbentuk dengan baik,” terangnya.
Oleh karena itu, Sri menyarankan jika anak dalam keadaan kurang baik, disarankan sebelum melakukan imunisasi orang tua berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang menanganinya. [Sav/Ali]