Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indoneska (PMII) melakukan demo di kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan di Jalan Mastrip Tuban, Jumat (25/2/2022).
Dalam aksinya, para aktifis menyoroti kelangkaan pupuk yang ada di Kabupaten Tuban. Praktis, kelangkaan pupuk tersebut membuat petani di sejumlah kecamatan mengeluh.
Ketua Umum PC PMII Tuban, Khoirukum Mimuaini, mengatakan PMII sengaja membawa massa sedikit karena ingin memberi warning. Ketika kinerja Dinas Pertanian tidak diperbaiki, maka seluruh kader PMII akan turun kembali.
"Dinas Pertanian punya mandat untuk mengawasi distribusi pupuk. Kelangkaan pupuk yang terjadi membuktikan kinerja dinas perlu dievaluasi, ditambah sampai terjadi penyelundupan pupuk," kata Khoirukum dalam orasinya.
Khoirukum menegaskan, ada lima tuntutan yang harus dipenuhi Dinas Pertanian. Seperti, mendorong pengawasan ketat distribusi pupuk bersubsidi, membangun forum multi stakeholder terkait alokasi pupuk.
Tuntutan lainnya, yakni Dinas Pertanian harus mengawal proses pendataan ulang distributor pupuk dan tindak tegas mafia pupuk. Dinas Pertanian harus memastikan distribusi pupuk tepat sasaran. Mengawal proses pencabutan perijinan agen pupuk yang melanggar aturan.
"Hasil observasi kami ada lima kecamatan yang mengalami kelangkaan pupuk. Petani yang diwawancarai langsung mengakui jika kesulitan mendapatkan pupuk subsidi," jelasnya.
Pantauan di lokasi, massa tiba di kantor Dinas Pertanian sekitar pukul 10.30 Wib dan dikawal oleh puluhan petugas dari Polres Tuban. Massa bersikukuh dialog dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Eko Arief Yulianto di halaman kantor, tetapi pihak instansi meminta dialog di ruang meeting.
Setelah negosiasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Tuban mau menemui massa dan berdialog dengan mahasiswa.
Merespon aspirasi mahasiswa, Eko Arief Yulianto, menampik jika dikatakan pupuk langka. Menurutnya, kondisi sebenarnya di Tuban adalah kekurangan pupuk. Dari pengajuan di sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), Tuban tahun 2022 hanya mendapatkan 34 persen.
"Kekurangan pupuk ini bukan hanya di Tuban, tapi seluruh Indonesia mengalami hal yang sama," tandasnya. [Ali]