Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Pada saat musim penghujan datang, ada banyak ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja. Seperti banjir ataupun tanah longsor yang harus segera diatasi agar tidak menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian, Rabu (23/2/2022).
Untuk mengatasinya, ada banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya dengan menanam Vetiver di sepanjang area rawan bencana. Seperti yang dilakukan oleh Kampung Siaga Bencana (KSB) yang menanam vetiver di tepi Sungai Bengawan Solo di Desa Tambkrejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Vetiver atau yang biasa disebut akar wangi merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang mampu digunakan untuk konservasi tanah dan air maupun untuk fotomerediasi. Pada umumnya, akar dari tanaman vetiver bisa tumbuh hingga kedalaman enam meter pada media tanam yang bebas hambatan seperti di sungai.
Sedangkan saat ditanam pada media tanah, akar vetiver bisa mencapai satu sampai 1.5 meter kedalamannya. Untuk masa tumbuh dari tanaman vetiver yaitu tiga bulan dengan kedalaman akar sudah mencapai 1.5 meter.
“Tiga bulan akar dari vetiver sudah kurang lebih 1.5 meter,” terang Sutrisno, ketua penyelenggara kegiatan saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com.
Sifat dari tanaman vetiver seperti brojong yaitu sifatnya mengikat agregat tanah, itulah sebabnya Vetiver dipercaya mampu mencegah tanah longsor. Selain itu, kegunaan lain dari tanaman ini yaitu mereduksi pencemaran limbah kimia, mercuri, serta limbah medis.
Tidak hanya memiliki banyak manfaat saja, vetiver juga tidak memerlukan perawatan khusus. Setelah vetiver ditanam, maka akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dan tidak dikhawatirkan terkena penyakit yang bisa mematikan. Selain itu, tanaman tersebut juga memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan tanaman lainnya.
“Family tanaman rumput itu paling rendah tingkat stres tanamannya,” ucap pria ramah tersebut.
Menurut Dr Jossep Frederick William dari Medicuss Group Bandung dikutip dari laman tirto.id, jika akar vetiver juga bisa mengikat racun yang ada di lingkungan pertanian dan DAS atau pertambangan emas rakyat yang tercemar limbah. [Sav/Ali]