Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kelangkaan minyak goreng (migor) yang terjadi beberapa minggu terakhir ini, memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat. Pasalnya, migor merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan untuk memasak suatu makanan.
Selain untuk kebutuhan rumah tangga, migor juga biasa digunakan untuk menjual suatu makanan. Tak heran jika masalah kelangkaan dan mahalnya migor intu, sangat meresahkan masyarakat, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan aneka gorengan.
Salah satu penjual gorengan di Desa/Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban, Lilik mengatakan jika mahalnya migor membuat keuntungan yang didapatkannya semakin menipis meskipun harga jualannya sudah ikut di naikkan.
”Gorengannya dinaikkan yang tadinya Rp500 sekarang jadi Rp1000 kalau tidak begitu tidak bisa beli minyak, Keuntungan juga semakin menipis yang seharusnya dapat Rp100 ribu karena minyak mahal cuma bisa dapat Rp25 ribu, karena harga minyak dua kali lipat dari biasanya,” ungkapnya kepada blokTuban.com, Jumat (25/2/2022).
Kendati harga gorengan yang ia jual mengalami kenaikan harga, namun perempuan berhijab itu mengaku tidak mengurangi minat pelanggan dalam membeli dagangannya tersebut. Hal itu lantaran ia sudah memiliki banyak pelanggan.
Perempuan yang sudah berjualan gorengan selama satu tahun trakhir tersebut, biasa menghabiskan 15 liter minyak goreng dalam sehari. Oleh karenanya kelangkaan serta mahalnya harga migor ini, sangat berpengaruh terhadap dagangannya.
“Biasanya harganya minyak Rp10 ribu sekarang jadi Rp19 ribu lebih, biasanya yang Rp10 ribu kan yang setengah disimpan sekarang nggak bisa cuma bisa dibuat belanja sama uang saku anak saja,” jelasnya
Lilik melanjutkan untuk mendapatkan migor ia biasa mengantri ke toko-toko yang menyediakan migor, dengan cara meletakkan wadah minyak gorengnya di toko langganannya tersebut. Hal ini disiasatinya agar selalu mendapatkan jatah migor jika barang datang.
“Kaya gini sudah ditaruh barang di toko-toko yang sekiranya minyak goreng mau datang, jadi cari antrian minyak dulu terus naruh wadah karena kalau tidak begitu tidak kedapatan minyak,” bebernya.
Ada banyak aneka gorengan yang dijual dilapak Lilik seperti tahu petis, ote-ote, pisang goreng, tempe, tela goreng dan lain sebagainya. Oleh karena itu, setiap harinya ia sangat membutuhkan banyak minyak goreng.
Dengan demikian, ia berharap agar migor segera beredar dipasaran lagi dengan harga yang murah. “Sebenarnya minyak langka ini yang buat susah,” tutupnya. [Sav/Ali]