Martabak Madura, Kuliner Ringan Khas ini Ada di Tuban

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Setiap daerah pasti memiliki makanan khas tersendiri, tak terkecuali dari Pulau Madura. Suku Madura sendiri dikenal sebagai suku perantau, sehingga banyak orang dari suku Madura yang berhasil memperkenalkan kulinernya ke daerah-daerah lain, termasuk Kabupaten Tuban.

Di Kabupaten Tuban, terdapat satu-satunya penjual makanan ringan khas Madura yakni martabak Madura milik Hj. Khodijah yang berlokasi di Jalan Brawijaya. Kuliner martabak Madura memang tidak terlalu tersohor seperti kuliner khas lain seperti sate ataupun soto Madura, namun makanan ini juga cukup terkenal di Madura. Biasanya, martabak Madura populer sebagai hidangan pembuka saat bulan ramadhan tiba.

Perempuan asli Madura yang telah berpuluh-puluh tahun merantau di Tuban tersebut sebenarnya baru membuka usaha kuliner martabak Madura. Sebelumnya ia membuka toko aneka jus dan minuman di rumahnya, kemudian sejak kurang lebih beberapa bulan lalu menambah kuliner martabak Madura.

“Kalau jus ini sudah 6 tahun, martabak baru-baru saja. Saya orang Madura asli, tapi sudah lama tinggal di Tuban,” ujarnya saat ditemui reporter blokTuban.com pada Sabtu (12/2/2022).

Jika biasanya martabak identik dengan telur, maka berbeda dengan martabak Madura. Martabak tersebut memiliki isian bihun yang dibungkus dengan kulit lumpia. Khodijah mengungkapkan bahwa martabak Madura miliknya memiliki tiga varian, yakni ayam, sosis, dan original (bihun). “Yang jadi khasnya petisnya, tapi martabak ini juga hanya ini di Tuban. Kalau di Surabaya banyak nemu martabak Madura,” ungkapnya.

Khodijah mengatakan biasa mempersiapkan jualannya sejak pukul 8 pagi. Menurutnya membuat martabak Madura tidaklah sulit, sehingga dalam sehari ia tidak menghitung seberapa banyak tepatnya yang terjual. “Ini ada beberapa yang sudah tinggal goreng saja, kalau habis tinggal ngelipat lagi jadi nggak dihitungi pastinya berapa,” jelasnya.

Satu martabak Madura dengan isian ayam atau sosis seharag Rp 2.500 saja dengan ukuran yang cukup besar dan renyah, terlebih ketika disantap saat sedang hangat. “Saya bukanya dari pagi jam 8-9 gitu sampai sore jam 4 biasanya. Orang-orang biasanya kalau beli ya campur, ada yang ayam ada yang sosis,” tutupnya. [din/sas]