Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Yayasan Paramitra (YPM) Jawa Timur terus berkomitmen melanjutkan kampanye dan sosialisasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Kabupaten Tuban. Saat ini, pihaknya juga telah bekerjasama dengan beberapa puskesmas dan rumah sakit di Tuban sebagai percontohan penyedia fasilitas yang ramah (aksesibel) bagi disabilitas.
"Sebagai percontohan kita sudah kerjasama dengan Puskesmas Wire, Widang, Rengel, dan Soko. Sementara Rumah Sakit, ada satu yaitu Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU)," ujar koordinator wilayah YPM Tuban, Rudi Wibowo kepada blokTuban.com, Rabu (9/2/2022).
Selain itu, YPM juga telah kerjasama dengan 187 lembaga sekolah se tingkat SMP di Tuban dan 388 kader yang dilatih untuk memenuhi hak-hak penyandang disbilitas, khusunya yang berkaitan dengan kebutaan. Para kader dan pemangku sekolah bertugas membantu deteksi dini agar permasalahan mata, utamanya katarak bisa segera di tangani. Sebab, jika dibiarkan akan parah dan menjadi buta.
"Sejak 2018, mereka sudah kita latih dan terus dievaluasi bersama pemerintah daerah suapaya hak-hak penyandang disabilitas dipenuhi dengan baik," tandasnya.
Sementara itu, Direktur YPM Jatim Asiah menegaskan, lima Puskesmas pilar dan satu rumah sakit yang dilatih tentang bagaimana sikapnya terhadap penyandang disabilitas itu, memiliki pemahaman tentang bagaimana etika berkomunikasi dengan mereka.
Lebih jauh, ia juga selalu melibatkan Organisasi Disabilitas Tuban (ORBIT) dan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Tuban, untuk terus melakukan advokasi terhadap kebijakan yang memihak pada penyandang disabilitas Tuban.
"Ya, memang harus pelan-pelan dalam melakukan advokasinya. Namun, kami juga turut apresiasi Pemkab Tuban, sudah peduli pada temen-temen disabilitas," katanya.
Ke depan, lanjut wanita kelahiran Jombang itu, YPM akan bekerja lebih serius dengan melibatkan dinas sosial terkait untuk penambahan hak-hak disabilitas. Bahkan saat ini, sebagian penyandang disabilitas di Tuban telah dilatih menjadi pelatih di seluruh layanan.
"Dia (penyandang disbilitas) juga menjadi auditor tentang aksesibilitas layanan. Itu adalah salah satu cara kita melakukan advokasi terkait pelayanan dan kebijakan di masing-masing daerah, termasuk Tuban ini," bebernya.
Asiah berharap, layanan umum lainnya akan terinspirasi dengan lima puskesmas dan satu rumah sakit di Tuban itu, untuk menjadikan pelayanan lebih aksesibilitas. Pihaknya juga menginginkan, setelah dijadikan percontohan, pelayanan tetap berkelanjutan.
"Kita tidak ingin itu hanya menjadi formalitas sertifikasi, jadi kita nggak pengen seperti itu," pungkasnya. [rof/Ali]