Kreasi Pelajar Tuban di Batik Mural Festival, Kombinasikan Sandur, Batik Sweri hingga Patung Kuda

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Tembok-tembok putih di sisi utara Gelanggangg Olahraga (GOR) Rangga Jaya Anoraga pada Minggu (19/12/2021) tampak berwarna. Berbagai kelompok dari kalangan pelajar ataupun masyarakat umum Kabupaten Tuban melukis tembok tersebut dengan guratan-guratan motif batik dan kreasi seni lainnya.

Mereka sedang berlomba di acara Batik Mural Festival yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Tuban dalam rangka peringatan Hari Jadi Tuban ke-728 yang jatuh pada tanggal 12 bulan November lalu.

Di sudut terakhir, tepatnya tembok sebelah barat lapangan basket, salah satu kelompok peserta lomba mural dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tuban tengah asik melukis kesenian sandur yang dikombinasikan dengan motif batik sweri. Keempat orang siswa-siswi kelas 12 tersebut ialah Adi, Widya, Shintia, dan Tio.

“Baru pertama kali kalau ikut lomba mural, tapi kami memang suka melukis,” ungkap Adi kepada reporter blokTuban.com.

Bergeser ke tembok di sebelahnya, terdapat tiga orang siswi perempuan dari SMK Pelayaran Muhammadiyah yang mendapatkan tema motif batik kembang waluh. Suciyani, salah satu pesertanya sedang menorehkan tinta coklat untuk memural motif kembang waluh, di sebelahnya Helen dan Yunita sedang memural ikon Tuban, yakni patung kuda.

Suci, sapaan akrab siswi kelas 11 SMK Pelayaran Muhammdiyah tersebut mengatakan, mural motif batik yang sedang digarapnya akan digabungkan dengan ciri khas Tuban, patung kuda.

“Motif utamanya batik kembang waluh ini. Secara keseluruhan nanti mau ditambahkan sedikit motif batik gedog,” terangnya.

Dalam waktu lima jam, seluruh peserta harus sudah menyelesaikan mural mereka. Suci mengaku waktu juga menjadi tantangan baginya, selain karena ini pertama kalinya mengikuti lomba mural, ia mengaku media yang digunakan cenderung lebih besar daripada yang didapatkan setingkat pelajar lainnya.

“Lokasi media temboknya ini juga diundi, jadi tidak urut berdasarkan nomornya. Kebetulan kok ini dapat media besar,” akunya.

Kendati demikian, ketiga siswi dari SMK Pelayaran Muhammadiyah tersebut tetap bersemangat untuk menyelesaikan mural yang sudah separuh jalan itu. Selain para peserta lomba, salah satu guru seni dari SMA Negeri 1 Rengel turut serta mendampingi muridnya yang sedang sibuk menorehkan berbagai warna ke dinding yang telah diberi dasar cat kuning.

Imam Subandono, mengungkapkan satu tim yang didampinginya dari SMA Negeri Rengel tersebut adalah kelas 10 yang mendapatkan motif padi dan kapas. “Mereka sendiri yang mengkreasikan secara bebas. Bagaimana mereka menangkap fenomena pancingan tadi sebagai suatu karya yang esensial,” pungkasnya. [din/rom]