Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Tumor menurut bahasa medis adalah sesuatu yang membesar, dimana dibedakan menjadi dua jenis yakni tumor jinak dan ganas. Tumor buli atau yang diketahui sebagai tumor kandung kemih berasal dari mukosa kandung kemih, yang mana tumor tersebut memiliki keganasan nomor tujuh bagi pria dan nomor 17 bagi wanita.
Diketahui, jumlah insiden tumor buli di Indonesia diperkirakan sebanyak 6 dari 100.000 orang. Meskipun tumor buli juga bisa terjadi pula terhadap wanita, namun persentase insidennya memang lebih banyak terjadi kepada pria, dimana perbandingannya diperkirakan 1:5.
dr. A. Kholis Abror, Sp.U., M. Ked.Klin, Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit dr. R. Koesma Tuban mengungkapkan bahwa gejala awal yang khas dan akan dirasakan oleh penderita tumor buli adalah kencing darah yang hilang timbul namun tidak disertai rasa nyeri.
“Gejala tersebut biasanya terjadi dari beberapa hari sampai beberapa bulan,” jelasnya.
Ia melanjutkan, gejala awal dari tumor buli bisa terjadi secara tumpang tindih dengan penyakit lain, seperti halnya pembesaran prostat. “Gejala lain yang tumpang tindih dengan prostat atau batu seperti sering kencing, tidak bisa menahan kencing, dan ada rasa sisa setelah kencing. Intinya itu gejala untuk mengetahui adanya masalah di kandung kemih,” lanjutnya.
Perbedaan kencing darah yang diakibatkan oleh tumor atau penyebab lain dapat dilihat dari ada tidaknya rasa nyeri atau sedikit banyaknya darah yang keluar bersamaan dengan kencing.
“Pasien kencing darah disertai nyeri biasanya bukan tumor, tapi adanya batu di saluran kemih yang bergesekan dengan mukosa kandung kemih sehingga berdarah dan menyebabkan nyeri,” ungkapnya.
Jika darah yang keluar bersamaan dengan kencing berwarna merah dan terus menerus, dapat dicurigai sebagai tumor buli. Sedangkan jika darah yang keluar hanya sedikit dan menggumpal biasanya disebabkan oleh batu, lanjut dokter spesialis urologi tersebut.
Faktor risiko terjadinya tumor buli sebagain besar disebabkan oleh kebiasaan merokok ataupun paparan bahan kimia.
“Pekerja pada pabrik cat atau tekstil, bahkan pada petani yang sering menggunakan pestisida,” terangnya.
Ia melanjutkan bahwasanya pestisida mengandung suatu karsinogen yang bisa memicu timbulnya tumor, bukan hanya tumor buli melainkan semua tumor. Faktor risiko lainnya, tumor buli bisa diakibatkan pula akibat infeksi ataupun iritasi kronis dalam kandung kemih.
dr. Kholis menjelaskan, tidak semua tumor merupakan kanker, yang mana diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hingga operasi pengerokan dari tumor tersebut untuk melihat ganas tidaknya tumor tersebut. “Jika ganas akan kita lakukan terapi berikutnya, sebaiknya jika terjadi gejala awal yang khas tadi harus disegerakan ke dokter,” terangnya. [din/col]