Reporter: M. Ali Imron
blokTuban.com - Sejak pertamakali mengajar di SMAN 3 Tuban pada 1996, Fathul Muin, M. Pd. selalu terdorong untuk menyampaikan materinya dengan ragam cara unik. Sebagai guru Bahasa Inggris, Muin memahami tingkat kesulitan yang dihadapi para siswa. Bahasa Inggris bukan bahasa ibu sehingga perlu ragam metode yang dapat memotivasi dan mendorong siswa berinteraksi dalam bahasa Inggris.
Ia terinspirasi dengan metode pengajaran dosen tamu mancanegara saat kuliah di jurusan Pendidikan Inggris, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban. “Metode pengajaran mereka mampu membuat kami terdorong berinteraksi dalam bahasa Inggris melalui media lagu, permainan, diskusi dan banyak lagi.”
Beragam upaya dijajaki untuk menambah referensi mengajar. Mulai dari partisipasi di berbagai lokakarya, berselancar di internet, termasuk melanjutkan studi pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. “Setiap materi punya keunikan tersendiri, sehingga saya banyak bereksperimen untuk mendapatkan metode yang sesuai,” ujarnya.
Ide-ide kreatifnya melahirkan beberapa kegiatan outdoor learning seperti English Day, English With M, siaran radio bekerjasama dengan KangGuru Indonesia (Australia), dan English Camp. Kreativitas tersebut membuahkan penghargaan, antara lain: Juara III Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Jawa Timur Tahun 2008, Juara 1 Guru Berprestasi Jawa Timur pada 2010 dan peringkat lima di ajang yang sama dalam tingkat nasional.
Saat ini, Fathul Muin menjabat Kepala Sekolah SMPN 3 Tuban. Walau tidak lagi mengajar Bahasa Inggris, namun kreativitas itu tidak pernah berhenti. Ia berprinsip tidak mau terpenjara dalam zona nyaman. Ia terus belajar untuk melahirkan ide-ide baru. Penghargaan sebagai kepala sekolah juga diperoleh dari berbagai pihak, diantaranya Juara I Kepala Sekolah Berprestasi se-Kabupaten Tuban dan Juara I Lomba Kelompok Budaya Kerja Provinsi Jawa Timur.
Muin menyampaikan, salah satu media yang berkontribusi besar dalam mendorong kreativitas dan semangat belajar adalah aktivitasnya di Pusat Belajar Guru (PBG) Tuban. “Di PBG ada proses knowledge exchange, yang sangat bermanfaat bagi para guru. Kami saling belajar, bahkan dari mata pelajaran dan jenjang sekolah yang berbeda. Keragaman ini menjadi modal penting dalam memicu kreativitas,” ujarnya. Lebih lanjut Muin menambahkan, PBG telah menjadi wadah para guru untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam menciptakan proses belajar-mengajar yang menyenangkan.
PBG Tuban didirikan pada 2014 atas prakarsa Kontraktor Kontrak Kerja Sama ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Yayasan Putera Sampoerna, dan didukung penuh oleh SKK Migas. Program ini merupakan bagian dari realisasi komitmen EMCL, sebagai operator Blok Cepu, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Saat ini, lebih dari 3.000 guru aktif di PBG Tuban. Di situlah para guru saling berbagi dan belajar karena pembelajaran adalah aktivitas sepanjang hayat dan selama nafas menyatu dengan jiwa.
Fathul Muin, M. Pd, mengajar di SMAN 3 Tuban sejak 1996. (Foto: Dok. Istimewa)