Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Tanaman kaktus dan sukulen kembali populer di beberapa tahun belakang, terlebih saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Banyak masyarakat yang mulai tertarik merawat kaktus dan sukulen karena bentuknya yang unik, mungil, dan perawatannya dirasa mudah.
Seperti halnya Artika Yutlanti yang mulai hobi mengoleksi kaktus dan sukulen sejak kurang lebih satu tahun yang lalu. Berawal dari hobinya tersebut, Ia akhirnya membuka usaha jual kaktus secara online di akun instagram @plantis_cactus.
Tika, sapaan akrabnya, sampai saat ini telah memiliki berbagai macam bentuk kaktus dan sukulen baik untuk koleksi pribadi, maupun stok jualannya. Menurutnya perawatan kaktus ataupun sukulen memang tidak sulit, hal itulah yang menjadikannya lebih memilih merawat kedua jenis tanaman tersebut dibandingkan dengan yang lain.
“Mereka nggak ribet nyiram tiap hari, dan kalau ditinggal beberapa hari masih bisa, hanya saja sering tiba-tiba busuk,” ujarnya saat ditemui blokTuban.com pada Selasa (2/11/2021).
Perempuan asal Kota Madiun tersebut juga menjelaskan, jenis kaktus atau sukulen jika sudah busuk dan telat ditangani maka akan menyebar ke seluruh bagian dan bisa mati. Penyebab kaktus dan sukulen busuk juga bermacam-macam, bisa akibat dari cuaca, bakteri, jamur maupun over watering.
“Terlebih untuk kaktus-kaktus impor yang di negara asalnya cuacanya nggak sepanas tropis, mereka kalau kena cuaca panas yang terik banget bisa busuk,” jelasnya.
Namun, tidak perlu khawatir, Tika melanjutkan, untuk kaktus dan sukulen yang telah lama dirawat akan memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap cuaca karena sudah mengalami adaptasi. “Seperti milik saya yang ini, udah sekitar satu tahun mungkin. Sekarang kena panas, hujan sudah biasa saja,” ungkapnya.
Meskipun demikian, kaktus dan sukulen juga memiliki hama yang bisa menyerang kapan saja, sehingga harus sering-sering dicek secara berkala. Tika mengatakan bahwa hama yang paling sering iadalah kutu putih, biasanya menyerang di pangkal daun atau di dalam akarnya. “Jadi semisal tanamanku sudah dipupuk dan disiram tapi masih nggak terlihat segar, tak bongkar akarnya dan biasanya nyelip di akar-akar hamanya,” terangnya.
Kaktus dan sukulen memiliki perawatan yang berbeda di setiap jenisnya, meskipun bentuknya hampir serupa. Menurut Tika, perawatan kaktus dirasa lebih mudah jika dibandingkan dengan sukulen. “Dari segi harga memang lebih mahal akan tetapi cenderung bisa hidup lebih lama dan peluang matinya kecil. Jika untuk sukulen, harus benar-benar perhatian. Sukulen tipe yang suka cahaya tapi kalau terik banget nggak bisa, dan kalau dicuaca lembab juga bisa cepat busuk ataupun jamuran,” jelasnya.
Selain mendapatkan tips-tips perawatan kaktus dan sukulen dari internet, Tika biasa mendapatkan informasi dari hasil sharing ke teman-teman yang memiliki hobi serupa dan mengeskplor tanamannya sendiri. “Kalau tips dari internet kebanyakan dari bule-bule sehingga kurang cocok diterapkan di sini karena udaranya berbeda dengan daerah tropis. Jadi lebih sering konsul ke teman yang karakteristik tempat tinggalnya mirip dengan daerah Tuban, soalnya kalau orang Tubannya sendiri aku jarang lihat. Biasanya dari Jombang, Mojokerto banyak penghobinya,” ungkapnya.
Media tanam untuk kaktus dan sukulen juga perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh. Tika telah mencoba berbagai media tanam dan mengatakan bahwa masing-masing jenis sukulen saja memiliki perbedaan. Terdapat sukulen yang lebih suka kering, sehingga media tanamnya harus menggunakan bebatuan agar tida mudah busuk. Sedangkan untuk sukulen yang lebih suka air harus ditanam di tanah karena lebih lembab agar tidak cepat kering dan mati.
“Awalanya ini jarang tak siram semua, karena pikirku kan mereka nggak suka air. Tapi ternyata ada yang suka air ada yang enggak. Tapi karena sudah lama merawatnya jadi hafal mana yang harus sering disiram mana yang enggak. Kalau yang suka air, dua tiga hari nggak disiram udah mengkerut dan layu,” terangnya.
Perawatan kaktus dan sukulen milik Tika tidak menggunakan vitamin, hanya disemprot air saja dan kandungan pupuknya pun harus sedikit karena apabila terlalu banyak bisa menjadikan kaktus dan sukulennya cepat busuk. “Berbeda memang untuk kaktus dan sukulen ini, semakin subur tanah malah semakin cepat busuk,” jelasnya.
Penggantian media tanam untuk kaktus dan sukulen juga tidak sesering tanaman lain. Tika mengatakan Ia mengganti media tanam kurang lebih satu tahunan ketika tanaman tersebut bertambah besar saja, sehingga sekalian untuk dipindahkan ke dalam pot yang lebih besar.
Biasanya, untuk kaktus yang suka air media tanamnya adalah tanah biasa yang sudah diberi kompos dan ditambah pasir malang itu. “Biar lebih poros, kalau tanah aja terlalu padet nanti,” tutupnya.[din/mu]
Tips dan Trik Merawat Kaktus dan Sukulen, Tanaman Mungil yang Kembali Populer
5 Comments
1.230x view