Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Tuban yang ke VI Cabang Olahraga (cabor) Sepatu Roda kembali diselenggarakan pada (24/10/21). PORKAB VI yang harusnya diselenggarakan pada tahun 2020 lalu sempat tertunda karena adanya Pandemi Covid-19.
PORKAB kejuaraan sepatu roda yang diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tuban berlangsung di Lapangan Mangrove Center. Suryo Widodo, selaku Ketua Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PORSEROSI) Kabupaten Tuban dalam sambutannya mengatakan, tujuan diadakannya kejuaran ini untuk meningkatkan dan melatih kemampuan para atlet khususnya atlet sepatu roda.
Ia juga menyampaikan dukungannya kepada para atlet agar selalu semangat berlatih dengan sungguh-sungguh hingga menjadi juara dengan cara yang sportif.
Senada disampaikan Perwakilan KONI Tuban, Mariyadi, dia berharap dengan adanya kejuaraan sepatu roda ini, atlet-atlet bisa mengukur kemampuannya agar bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi untuk ke depannya.
“Ini juga salah satu bentuk perhatian dan apresiasi dari KONI kepada atlet-atlet di Tuban, terlebih cabor sepatu roda. Karena jika terus berlatih tanpa adanya kejuaraan dikhawatirkan anak-anak akan bosan,” ujarnya.
Mariyadi menambahkan, pada PORKAB VI ini ada 38 Cabor yang dilombakan. Karena kondisi PPKM, pihak penyelenggara pun mendahulukan olahraga perorangan yang minim sentuhan fisik. Cabor yang sudah berjalan antara lain aero modelling, angkat besi, angkat berat, dan sepatu roda.
“Untuk cabor lain seperti pencak silat, bola voli, dan lain-lainya masih belum,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para atlet diakhir sambutannya agar para atlet berlatih yang rajin agar nantinya bisa mewakili Kabupaten Tuban di perlombaan tingkat Provinsi hingga Nasional.
“Latihan yang rajin, ikuti instruksi pelatih, insyaAllah nanti akan jadi atlet yang baik,” pintanya.
Sementara itu, Rudi Purnomo selaku Pengurus Porserosi mengungkapkan bahwa mata lomba pada sepatu roda ada banyak, yakni mulai dari 100 Meter (M) sampai marathon 42 Kilometer(KM) akan tetapi karena peserta dalam kejuaraan cabor sepatu roda masih usia dini mata lomba yang diambil ada 4 point yakni lomba 100 M, 200 M, 300 M, dan 400 M.
“Ini tingkat SD sampai SMP, yang ikut totalnya 37 orang,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, atlet sepatu roda bisa dibilang langka, karena pertimbangan orang tua yang takut akan risiko cedera. Kali ini ada empat kategori lomba yang diadakan dibagi berdasarkan usia, dan jenis kelamin. Untuk SD Grup A diikuti oleh kelas 1,2,3 SD. Sedangkan Grup B diikuti oleh kelas 4,5,6 SD. Setiap anak yang mengikuti kejuaraan sepatu roda memiliki hak bermain 3 mata lomba.
“Jadi kalau menang semua bisa dapat 3 piala dan ada medali untuk juara favorit. Juara favorit didapatkan dari akumulasi point lomba yang diikuti di setiap grup,” jelas Rudi.
Egas Aqil, salah satu peserta kejuaraan sepatu roda mengatakan, dia mengikuti latihan sepatu roda dari Kelas 1 SD, namun sempat berhenti latihan di kelas 3 dan kembali latihan karena hendak mengikuti lomba.
“Kalau latihan sepatu roda sudah bisa dari kelas 1, tapi berhenti, terus mau diikutkan lomba sepatu roda makanya mau latihan lagi,” ujar anak kelas 4 SD tersebut.
Egas juga mengaku senang dengan olahraga sepatu roda, Ia berhasil mendapatkan juara 2 di mata lomba 200 meter, dan 300 meter. [din/col]