Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Sejumlah banner berisi larangan aktifitas marketing mulai terpasang di kampung miliarder Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada Rabu (24/2/2021) pagi.
Banner tersebut dipasang oleh pemuda karang taruna desa sekitar pukul 08.00 Wib didampingi TNI dan Polri di delapan titik strategis. Para pemuda juga berkeliling desa menggunakan kendaraan sambil woro-woro menggunakan pengeras suara.
Selain larangan aktifitas marketing di kampung miliarder setelah pembebasan lahan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban, juga ada himbauan kepada warga untuk lebih waspada terhadap penawaran investasi yang belum jelas dan berpotensi penipuan.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Wadung, Sasmito menerangkan inisiatif pemasangan banner larangan aktifitas marketing menindaklanjuti laporan masyarakat yang sering didatangi orang asing luar desa.
"Warga kami banyak yang didatangi sales marketing ke rumahnya tanpa ada koordinasi dengan Pemdes. Mereka resah sehingga Pemdes bersama karang taruna langsung bergerak," ujar Kades Sasmito kepada reporter blokTuban.com.
Ramainya aktifitas marketing di Desa Wadung, lanjut Sasmito bersamaan dengan viralnya warga Desa Sumurgeneng beli mobil waktu lalu.
Sejak itu banyak tamu tak dikenal dan tidak diharapkan datang ke desa. Baik dari marketing, niaga investasi, maupun sumbangan yang mengatasnamakan yayasan.
"Bagi tamu luar desa yang ingin masuk ke Wadung, kami harapkan mendapat ijin dari Forkopimka Jenu. Sekaligus menunjukkan surat sehat dari tim kesehatan dan bersedia mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung," jelasnya.
Sementara ini ditegaskan Desa Wadung tidak menerima tamu luar desa. Diharapkan situasi aman dan kondusif terus terjaga, dan penularan virus Covid-19 ke masyarakat dapat ditekan seminim mungkin.
Sekedar diketahui, kilang minyak GRR yang ditargetkan beroperasi pada 2024 memiliki luas mencapai 1.050 hektar dengan rincian 821 hektar lahan darat, sedangkan sisanya lahan reklamasi laut.
Untuk kebutuhan lahan darat, tersebar di Desa Kaliuntu 6 bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani 1 bidang, dan di KLHK 1 bidang.
Data yang dihimpun blokTuban.com, sementara sudah ada 63 KK yang memilih relokasi mandiri dan membangun rumah baru di Desa Wadung. Lainnya menunggu relokasi di lahan Perhutani oleh Pertamina.
Ada 20 hektare lahan milik Perhutani di tepi jalur Pantura Desa Sumurgeneng, Jenu yang disediakan untuk warga relokasi. Selain rumah, lahan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas umum pendukungnya.
Warga Wadung akan dipindahkan ke lokasi tersebut, setelah pemukiman selesai dibangun dan siap huni. Sambil menunggu proses ijin dari Kementrian LHK, warga masih bisa menempati rumah sebelumnya. Relokasi di kawasan Perhutani kurang lebih 34 KK.
Pertamina menyebut, proyek grass root refinery Tuban akan onstream pada 2026 dengan nilai investasi Rp225 triliun.
Setelah mulai beroperasi, Kilang Tuban akan meningkatkan ketahanan produksi minyak mentah dengan produk olahan bensin, solar, dan avtur. Selain itu akan memperkuat industri petrokimia. [ali/ono]