Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Tanpa sepengetahuan pemerintah desa (pemdes) di Kabupaten Tuban, Kementerian Sosial (Kemensos) diam-diam mentransfer bantuan sosial (bansos) Covid-19 sebesar Rp 600 ribu ke rekening warga terdampak Covid-19.
Kebijakan tersebut dinilai plin-plan oleh pemdes, karena sebelumnya pamong desa diminta mendata ulang calon penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut.
"Kami sangat menyayangkan mekanisme penyaluran BLT oleh pemerintah pusat yang seperti itu," terang Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Z. Arief Rahman Hakim kepada blokTuban.com, Kamis (30/4/2020).
Protes Kades muda di pesisir Tuban itu, disampaikan lewat akun youtube pribadinya. Kekecewaan Kang Arief sapaan akrabnya sangat logis, karena data penerima yang dipakai Kemensos saat ini belum diperbarui.
Ditegaskan bahwa seluruh Kades di Tuban geram karena merasa ditilap atau mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan. Informasi transfer langsung ke penerima diperoleh Kades dari pesan WhatsApp Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Tuban.
"Kesimpulannya Dinas Sosial dan Kementrian Sosial tidak menggunakan data yang dibuat pemdes. Verifikasi faktual yang telah dilakukan pemdes bersama BPD dan relawan semuanya diabaikan," tegas Kades alumnus UIN Yogyakarta.
Kang Arief menambahkan, sebelumnya juga ada surat edaran yang berisi pembaharuan data karena ada temuan kasus tumpang tindih data. Data faktual inilah yang seharusnya menerima bansos Covid-19 seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Pemdes Socorejo mendorong dan meminta gubernur, Menteri Sosial, lebih-lebih Presiden Jokowi ketika membuat kebijakan harus dipikirkan dengan matang.
"Harus serius dan tegas membuat kebijakan," terang Kades yang pernah membawa Socorejo terbaik nasional bidang BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinsos P3A Tuban, Joko Sarwono tidak banyak berkomentar perihal tumpang tindih data penerima BLT Rp 600 ribu selama tiga bulan berturut-turut. Pesan WhatsApp yang dikirim ke Kades di Kabupaten Tuban perlu diralat semuanya.
"Di ralat semua pesan WA pak. Nunggu tertulis staf saya keblablasan," singkat Joko.[ali/ono ]