CEO TPPI Sapa Peserta Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSNU

 

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Pada tahun 2018, Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) Kementerian Kesehatan RI menyebut 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi, dan hanya 10,2 persen yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis.

Dan dari riset tersebut menunjukkan 94,7 persen penduduk usia di atas 3 tahun sudah menyikat gigi, namun hanya 2,8 persen yang menyikat gigi dengan benar. Hal ini berakibat pada usia anak 12 tahun ke atas mengalami kerusakan 4 sampai 5 gigi. 

Permasalahan yang kedua pada anak-anak kita adalah kelainan celah bibir dan celah lelangit mulut yang mencapai 8.000 per tahun. Berdasar pada kenyataan yang cukup memprihatinkan tersebut PT. TPPI dan PDGI Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Gigi dan operasi penderita bibir sumbing. 

"Dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan serta kesadaran pada masyarakat khususnya pada anak tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi. Di samping itu juga diselenggarakan Operasi Bibir Sumbing Gratis," tutur Yulian Dekri President Director & CEO PT. TPPI, kepada blokTuban.com di sela menyapa peserta operasi bibir sumbing di RSNU Tuban. 

Dengan kegiatan ini Yulian ingin menciptakan senyum anak Indonesia yang percaya diri, untuk melangkah dan menyongsong masa yang akan datang. TPPI ingin menciptakan bentuk senyuman baru bagi anak kita setelah dilaksanakan operasi bibir sumbing. 

Semakin banyak perusahaan yang berkontribusi dalam kegiatan semacam ini, semakin banyak anak-anak yang dapat tersenyum lebar menata masa depan yang lebih ceria, lebih semangat dan percaya diri.

Operasi bibir sumbing hanya sekitar 45 menit, tetapi dampaknya dapat mengubah hidup mereka beserta keluarga. Karena bukan hanya secara fisik mereka yang berubah ( cara makan, bernafas dan berbicara ) tetapi secara psikis akan menumbuhkan kepercayaan diri untuk tampil di depan umum, bersaing dengan teman-temannya, semangat untuk berprestasi dan bekerja untuk menyongsong masa depan mereka.

Jika tidak dilakukan operasi maka akan berakibat pada isolasi sosial. Hal ini akan berakibat pada tumbuh kembang anak bahkan pada saat mereka sekolah dan tumbuh dewasa tidak mendapatkan pekerjaan yang layak.

"Untuk itulah pada saat PDGI memberikan proposal tentang program kegiatan ini, PT. TPPI melalui CSR langsung menyambut baik dan semoga ke depan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan," imbuh Yulian. 

Lebih dari itu, CSR TPPI memang memiliki program di bidang kesehatan meliputi pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu, donor darah, dan pendampingan Posyandu balita di desa sekitar. Melalui penambahan menu bergizi dan pemantauan kesehatan serta tumbuh kembang anak, sehingga tidak muncul isu anak gizi buruk di sekitar perusahaan.

Selain program kesehatan juga ada program pendidikan, pelatihan, pemberdayaan, sosial dan infrastruktur yang bertujuan secara terintegrasi mulai masa anak melalui program kesehatan akan terhindar dari masalah gizi Buruk.

"Bisa pula melalui program pendidikan, anak akan terus sekolah. Dan melalui program bantuan sarana pendidikan akan diberikan bantuan pembangunan sarana pendidikan yang layak," tambahnya. 

Di masa remaja, TPPI menyentuh melalui program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan untuk siap bekerja atau membuka lapangan kerja agar menjadi masyarakat mandiri. Masa tua melalui program sosial akan diberikan santunan rutin setiap bulan, agar tetap memiliki kesempatan hidup bagi Manula.

"Bagi yang tidak memiliki rumah melalui program Infrastrukture akan dibangunkan rumah sehat dan layak huni dengan program RTLH," tandasnya. 

Tak lupa, CEO TPPI mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Tingkat II Tuban yang pada tahun 2019 kemarin telah memberikan apresiasi berupa 2 penghargaan. Sekaligus untuk program unggulan RTLH dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan. [ali/col]