Reporter: -
blokTuban.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus membahas masalah defisit atau tekor neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (CAD) yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan.
Penyebab utama defisit neraca perdagangan dikarenakan impor minyak dan gas (migas) masih tinggi dibandingkan ekspornya. Menurut Jokowi, impor migas tinggi dikarenakan Indonesia tidak pernah bangun kilang selama lebih dari 30 tahun.
"Kalau barang impor bisa diproduksi di dalam negeri kenapa harus kita impor. Contoh tadi minyak dan pembangunan kilang minyaknya, refinery-nya. Sudah 30 tahun lebih kita nggak bangun satu kilang pun," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Padahal, kata Jokowi, jika kilang minyak banyak dibangun di Indonesia maka banyak pula produk turunan yang bisa dibuat di dalam negeri.
"Kalau kilang dibangun itu ada turunannya nanti. Petrochemical itu bisa langsung larinya ke mana-mana. Masa kita masih impor petrokimia, padahal kesempatan untuk membikin itu terbuka lebar dan tidak dikerjakan. Ini ada apa? Ini yang mau kita selesaikan ini. Ini gede banget ini kalau bisa selesaikan refinery dan akan impor-impor petrokimia akan anjlok turun," tegasnya.
Menurut Jokowi, kilang minyak yang ada saat ini masih bisa ditingkatkan produksinya sehingga ketergantungan pada impor pun akan menurun. Apalagi pemerintah mau menerapkan program mandatori biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) solar menjadi 30% (B30).
Mantan Wali Kota Solo ini mengaku bahwa kegiatan impor minyak masih bisa dilakukan namun harus dipastikan pada saat produksi nasional benar-benar kurang.
"Kalau betul-betul kurang baru impor. Bukan menggantungkan terus pada impor dan lifting produksi minyak kita turun terus," jelasnya.
*Sumber: detik.com
Curhatan Jokowi 30 Tahun RI Nggak Bangun Kilang
5 Comments
1.230x view