Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Film dokumenter Indonesia Biru "Sexy Killers" yang disutradai Dandhy Dwi Laksono pada Minggu (28/4/2019) malam, diputar di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban.
Di tempat ini merupakan pusat beroperasinya PT Ubjom PLTU Tanjung Awar-awar yang berada persis di Utara pemukiman warga. Di PLTU Jenu tercatat masih mengandalkan batu bara untuk menghasilkan energi listrik.
Nonton bareng film yang mengangkat isu lingkungan, energi, HAM dan syarat kepentingan elit politik Indonesia ini digelar Forum Petani Hijau, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), lembar diksi dan watchdog.
Pemutaran film yang dirilis sebelum Pemilu 2019, semula dijadwalkan pukul 18.30 Wib. Karena hujan yang tak kunjung reda, Nobar baru digelar pukul 19.30 Wib.
Dalam perjalanan Nobar film Sexy Killers tidak diputar utuh, tapi disambung film dokumenter yang mengkisahkan kehidupan warga Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Dalam film tersebut, warga petani bercerita soal dampak yang dirasakan penduduk sekitar tambang semen BUMN. Nobar selesai persis pukul 21.10 Wib. Kemudian disambung diskusi yang dimulai pukul 21.13 Wib dengan narasumber aktivis hijau Tuban, Yusron.
"Kami ingin berbagi ke warga bahwa industrialisasi berdampak positif dan negatif. Ada banyak hal yang bisa kita tangkap dari film ini," ucap Yusron.
Industrialisasi jelas tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir. Kedatangan kami berniat baik, dan untuk saling mengingatkan. Karena apa yang sudah berlangsung masih bisa diperbaiki.
Ketika PLTU sudah berdiri, alangkah indahnya jika dampak yang dihasilkan merugikan untuk dicegah dengan cara menghijaukan lingkungan sekitar. Tidak ada yang terlambat jika kita bergotong royong untuk menjadikan lingkungan Wadung lebih asri.
Warga sekitar yang mengetahui pemutaran film ini, berbondong-bondong ke lokasi Nobar. Mereka antusias dan menikmati karya film dokumenter yang mengkisahkan kehidupan di sekitar tambang batu bara dan PLTU. Hadir dalam Nobar kali ini, mahasiswa dari kampus di Tuban. [ali/rom]
