Reporter: M. Anang Febry
blokTuban.com - Sejumlah lahan pertanian di Kebupaten Tuban memasuki masa panen padi. Begitu pun juga dengan panen raya padi di sekitar area Pertamina EP, Desa Rahayu, Kecamatan Soko. Akan tetapi ada yang beda dengan proses dan hasil panen tanaman padi di lokasi tersebut. Sebab, lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan terbengkalai.
Anggapan tersebut akhirnya bisa ditepis oleh tim Perdola dari CV Kartika Putra Jaya Mandiri, salah satu rekanan Pertamina EP. Hasil budidaya padi organik pada lahan sekitar perusahaan, diolah menggunakan pupuk full organik tanpa bahan kimia apapun. Uniknya lagi, proses pembuatan pupuk ialah dari olah limbah sulfur dengan paduan bahan organik alami lainnya.
"Pupuk full organik ini kita terapkan di lahan yang dulunya termasuk lahan tidur, luasnya 2 hektare," ungkap Program Konsultan dari Tim Perdola, Adib Nurdiyanto, M. Pd di sekitar lokasi panen, Minggu (28/4/2019).
Ditambahkannya lagi, varietas padi yang ditanam dengan kolaborasi pupuk bermerek Perdola tersebut menggunakan Cieherang. Pupuk full organik dapat beradaptasi dengan tanaman padi, dengan memberi banyak nutrisi pada tanaman.
Alhasil, peruntungan awal membuktikan bahwa lahan tidur bisa dibangunkan mulai dari proses awal tanam, pemupukan, sampai pada tahap panen berlangsung.
"Lahan ini dulu juga pernah dikerjakan oleh tim dari IPB dan Tim dari TNI, namun gagal panen. Dan, Alhamdulillah sekarang ini bisa dikatakan berhasil. Karena sudah sampai tahap panen," jelasnya.
Di samping kesuksesan panen padi full organik itu, terdapat juga sedikit kendala yang terselip. Namun berkat kerjasama dan koordinasi antar tim pendamping dan Pertamina EP, panen raya sudah dapat dilakukan.
"Kalau sekarang masih tahap awal, sekitar 2 hektare. Tapi kedepan, lahan tidur sekitar perusahaan Migas ini akan kita profiktifkan lagi. Total luasnya 10 hektare," tambah Ir. Sudarmoko, Koordinator Area tim.
Lebih jauh lagi, pihaknya menerangkan sejumlah keunggulan full organik tadi. Mulai dari masa panen yang lebih cepat, kandungan nutrisi pupuk yang banyak sehingga menyuplai makanan yang sehat bagi tanaman, hingga ketahanan padi saat hama menyerang bertubi.
"Yang pasti biaya yang keluar lebih minim. Tapi, hasil yang didapat maksimal. Ya, asal perawatan dilakukan dengan pola yang benar saja," katanya.
Dalam proses tanam awal hingga panen, sambungnya, hanya dibutuhkan 5 kali pemberian pupuk dengan berkala. Penyemprotan pertama dilakukan pasca tanam usia 1 minggu, berikut penyemprotan kedua dengan jangka 1 minggu lah pemupukan pertama.
Penyemprotan atau pemberian pupuk ke 3, juga dalam jeda 1 minggu. Baru penyemprotan ke 4, dilakukan 10 hari setelah pemupukan ke 3. Demikian pula dengan tahap penyemprotan ke 5 yakni tahap akhir, dengan jangka 10 hari lagi setelah dilakukan pemupukan.
"Per hektare sekali semprot habis 3 liter. Satu kemasan pupuk isi 1 liter, harganya 25 ribu. Kalau dihitung proses awal sampai akhir, nanti bisa dirasakan perbandingan pengeluarannya. Biaya pupuk biasanya 1 hektare bisa sampai 2 juta, kalau pupuk full organik ini tak sampai 1 juta," beber lelaki asal Kabupaten Bojonegoro itu.
Terpisah, Legal and Relation (LR) Pertamina EP Asset 4, Angga Aria saat dikonfirmasi blokTuban.com berharap agar upaya pengembangan produktivitas pertanian masyarakat tersebut, khususnya yang berada di sekitar area perusahaan dapat lebih baik lagi.
"Tentunya kita berharap agar dapat dimanfaatkan petani secara baik. Petani bisa belajar cara membuat pupuk organik secara mandiri, meningkatkan produktivitas juga, dan hasil kualitas panen bisa meningkat," jelasnya. [feb/lis]