Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Sejak sepekan ini intensitas hujan yang mengguyur di sejumlah wilayah di Pulau Jawa cukup tinggi. Hal tersebut memberi pengaruh pada volume Bengawan Solo yang semakin hari semakin meluap. Alhasil, warga yang bermata pencaharian sebagai penambang pasir tradisional memilih tak beraktivitas sementara.
Penuturan salah satu penambang pasir tradisional yang berada di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Dipo mengaku sudah satu minggu ini libur sebab air bengawan terus naik.
"Lha airnya naik terus, kalau penambang tradisional kan harus menyelam dulu untuk angkat pasir. Kurang berani ambil risiko," katanya kepada blokTuban.com, Minggu (20/1/2019).
Ditambahkannya, dia dan sejumlah penambang pasir tradisional lain khawatir tiba-tiba debit air meninggi tak terduga sebab kiriman dari hulu.
"Belum tahu kapan aktivitas lagi. Kalau keturutan ya ikut kerja penambang yang pakai mesin," tandasnya.
Sementara itu di tempat berbeda, penambang pasir di sekitar Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel masih tampak beraktivitas. Hal itu disebabkan oleh sistem pengambilan pasir dari dasar sungai, telah menggunakan sistem mesin sedot.
"Kalau di sini nggak ada pengaruhnya. Asal dikira aman aktivitas tambang pasir masih jalan, soalnya pakai mesin. Gak tahu nanti kalau tambah besar lagi, paling ya libur sebentar," ujar Wanto, salah satu penambang modern. [feb/col]