Oleh: Nidhomatum MR
Kisah cinta segitiga diangkat oleh Sang Penulis, Ria N Badaria dalam novelnya Writer Vs Editor. Cover yang menarik membuat novel terbitan tahun 2015 ini memiliki kelebihan tersendiri dari segi tampilan desain sampul. Hal itu pula yang membuat saya tertarik membeli saat buku setebal 312 itu tersusun rapi di rak pilih buku Gramedia.
Ria mengisahkan sosok seorang penulis pemula bernama Nina R Mirja yang berprofesi sebagai penjaga swalayan. Meski sebagai penjaga swalayan, namun karena dia bercita-cita sebagai penulis di tengah kesibukannya berkutat dengan meja kasir serta barang-barang gudang dia tetap menulis hingga membuahkan sekitar tiga cerita novel.
Awal-awal saat dikirim ke berbagai penerbit, tak satu pun naskahnya diterima. Penolakan-penolakan yang diterimanya membuatnya sempat putus asa hingga melupakan angannya menjadi novelis.
Hingga suatu ketika, dia menerima surat dari salah satu penerbit yang menyatakan naskahnya layak untuk diterbitkan. Sepucuk surat yang membuat Nuna berpikir hidupnya akan mulai berjalan sesuai rencana.
Sayangnya dia salah. Ini justru awal dari berbagai pelencengan rencana hidup lainnya. Mulai dari mendapat editor yang sangat menyebalkan untuk naskahnya bernama Rengga. Kemudian, tanpa disengaja bertemu kembali dengan cinta pertamanya, Arfat yang digambarkan sebagai sosok sempurna yang selalu membuatnya patah hati, setiap kali ia menyadari perasaannya takkan pernah tersampaikan. Hingga kehilangan orang yang begitu penting dalam hidupnya, yang mengharuskannya berusaha lebih keras di antara dilema cinta yang datang tak terduga.
Sebagai editor, Rengga awalnya sebal dengan Nuna lantaran selalu sulit dihubungi dan diajak komunikasi. Padahal, banyak hal yang perlu didiskusikan dari naskahnya. Hal ini membuat Rengga jengah dan berniat memberi pelajaran kepada Nuna dengan memintanya bertemu di restoran mahal. Tak tanggung-tanggung, Rengga meminta Nuna membayar semua tagihan pesanannya. Padahal, sebagai pelayan swalayan, dompet Nuna tak setebal yang Rengga bayangkan.
Di antara konflik Rengga dan Nuna, Arfat yang juga ternyata pernah serumah dengan Nuna waktu masih SMA (saat keduanya hidup di rumah tantenya) datang dari luar negeri. Arfat menjelma sebagai bos Rengga. Awalnya, Rengga tak tahu kalau Arfat yang keren dan cakep mengenal dan bahkan sudah akrab dengan Nuna. Karena Arfat memang sengaja menyembunyikannya, hingga dengan bantuan Rengga akhirnya Nuna bisa menemuinya.
Saat bertemu, Nuna, Rengga dan Arfat makan di restoran Jepang, lokasi di mana Rengga pernah mengerjainya dulu. Hal ini dimanfaatkan Nuna untuk menyindir Rengga tentang tingkah usil yang pernah dilakukannya di hadapan Arfat. Dari sini lah awal kisah ketiganya dimulai, kisah dilematis cinta Nuna dan hal-hal yang tak terkira lainnya.
Penulis, mengisahkannya dengan bahasa gaul khas Jakarta. Karena memang setting yang diambil di ibu kota. Sayangnya, dari keseluruhan novel yang memang cocok dibaca kalangan remaja ini, alur kisahnya terkesan pasaran sehingga pembaca bisa dengan mudah menerka-nerka ending novel ini.
Selain itu, novel ini dicetak dengan kertas buram yang membuat pandangan mata tak nyaman saat membaca. Serta banyak kata yang diulang-ulang, seperti kata "Dead air" yang berulang kali ada di berbagai halaman berbeda.
Penulis terkesan kurang deskriptif mendeskripsikan adegan-adegan tertentu. Hal ini diperparah dengan kekurangjelian editor mengoreksi penempatan tanda-tanda baca. Namun, jika dirunut dari substansi novelnya, semangat juang Nuna untuk menggapai cinta dan citanya patut dipresiasi.
Tertarik, ingin membacanya, novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini juga tersedia di lapak online lho, atau bisa dihunting langsung di Gramedia terdekat. Selamat membaca, salam Blok Buku!!.
Jumlah Halaman : 312
Tanggal Terbit : Nov 9, 2015
ISBN : 9786020322971
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Berat : 0.3500 kg
Peresensi: Nidhomatum MR
Lebar : 13.5 cm