Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Warga Remen dan Mentoso bersikukuh tidak akan menjual lahannya untuk kelangsungan proyek kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban. Mereka memilih akan bercocok tanam di lokasi yang di plot kawasan industri Tuban.
Untuk menyampaikan penolakan tersebut, pemilik Lahan Desa Mentoso, Soewarto Darmandi, mengirimkan surat ke Kementerian Sosial (Kemensos) RI pada 11 Desember 2017 lalu. Alhasil, pada 23 Januari 2018, pihak Kemensos menjawabnya.
"Selain Kemensos surat penolakan juga kami sampaikan ke 26 Instansi pusat dan daerah termasuk Presiden RI," terang Soewarto Darmandi terkait hal ini.
Pria yang pernah menjadi penegak hukum di Tuban itu mengaku, akan terus berjuang bersama ribuan warga Remen dan Mentoso untuk mengabulkan keinginannya itu. Meskipun, satu dari usahanya belum dianggap memuaskan.
Sementara itu, data yang berhasil dihimpun blokTuban.com menyebutkan dalam suratnya bernomor 154/SJ-Rohuk/1/2018, Kemensos menyatakan tidak ada kaitannya dengan proyek patungan Pertamin-Rosneft Oil Company asal Rusia.
Sekretaris Jenderal, Hartono dalam surat itu membeberkan, berdasarkan pada Pasal 2 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 tahun 2015, tentang Kementrian Sosial, dimana Kemensos mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan pelayanan fakir miskin, untuk membantu Presiden menyelenggarakan pemerintahan negara. Sehingga permohonan warga terhadap pembangunan Kilang Tuban bukan kewenangan Kemensos.
"Demikian yang dapat kami sampaikan, agar saudara menjadi maklum adanya," pinta Sekjend dalam surat tersebut.
Sekadar diketahui sebelumnya, warga Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menolak digusur dari tanah milik mereka menjelang berdirinya proyek Kilang NGRR Tuban yang dibangun Petamina - Rosneft Oil Company Rusia. Berkas bukti penolakan pembebasan lahan berupa tanda tangan, telah dikirimkan ke Presiden RI, Jokowi, Pemprov Jatim, dan Pemkab Tuban. [rof/col]
