Kontributor: M. Anang Febri
blokTuban.com - Naik turunnya debet air Sungai Bengawan Solo yang tak tentu seperti daerah bantaran di Kecamatan Rengel, lebih tepatnya di tempat penyebrangan perahu Desa Ngadirejo membuat para pekerja penyedia jasa penyebrangan selalu ekstra hati-hati demi keselamatan penumpang, Jumat (5/1/2018).
Kondisi alam pada musim penghujan kali ini terbilang sulit diprediksi. Adakalanya ketika aliran sungai yang pada pagi hari relatif sedang, tenang, namun pada siang ataupun sore hari meningkat drastis.
Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pekerja jasa penyebrangan atau yang akrab disebut 'tambangan'. Mereka harus tetap mengkondisikan perahu yang memuat belasan nyawa beserta kendaraan bermotor milik penumpang bisa berjalan stabil.
"Gelombang arus di tepian dan di tengah tidak sama. Kadang jadi bergelombang, dan putaran arus yang kencang bisa memutar perahu kita juga," terang Wasral, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel yang sehari-hari bekerja di tambangan setempat.
Kepada blokTuban.com dirinya mengungkapkan, bahwa untuk tetap menjaga keamanan dan keselamatan penumpang yang diangkut perahu milik desa itu, para pekerja selalu memperhatikan jumlah penumpang sekali angkut.
Jika arus dan debit air Bengawan sedang, perahu dapat mengangkut sebanyak 10 sampai 13 kendaraan motor beserta pemiliknya.
"Namun jika debit air besar, kami hanya berani menyeberangkan sekitar 10 sampai 11 kendaraan plus penumpang," imbuhnya.
Tak hanya itu, perahu penyeberangan antar Kecamatan Rengel-Tuban menuju Kecamatan Kanor-Bojonegoro itu juga difasilitasi dengan beberapa alat 'safety' seperti pelampung atom dan pelampung jenis rompi yang diberikan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Beberapa pelampung itu buat jaga-jaga saja kalau ada kejadian yang tak diingingkan, antisipasi saja biar tetap aman. Kita selalu jaga keselamatan para penumpang," pungkasnya. [feb/rom]
Debit Bengawan Naik Turun, Jasa Penyebrangan Selalu Waspada
5 Comments
1.230x view