Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Pengeboran sumur Albatros Putih-1 (ABP-1) di Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur dinyatakan selesai sampai Total Depth (TD) pada awal Maret 2017 yang lalu. Sumur yang diproyeksikan akan dibor sampai kedalaman 1.725 meter True Vertical Deep (mTVD) itu akhirnya dihentikan pada kedalaman 1100 mTVD.
Pihak Pertamina EP Asset 4 selaku operator mengaku, hal itu diputuskan untuk evaluasi prospek migas dari korelasi eksplorasi di sebelahnya, yaitu sumur Pecuk (PCK-01) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Selain itu, penghentian eksplorasi di wilayah Tuban Selatan itu untuk melihat keberlanjutan closure potensi migas dari cekungan Jawa Timur ini. Sebab, ada beberapa korelasi dan perkiraan sub surface yang harus dikaji kembali.
Karena sifatnya pengeboran diklaim sebagai pembuktian, survei, dan eksplorasi seperti kala itu. Perusahaan plat merah tersebut hanya bisa memperkirakan problem dan bagaimana memitigasinya. Pihaknya mengaku tidak bisa memastikan problem bawah tanah apa yang akan muncul di kemudian hari.
Bahkan, kata pihak Pertamina EP Asset 4, dalam kasus Jamprong, pada kedalaman 1100 mVD tersebut akan mengorelasikan kedalaman pada lapisan tersebut. Salah satu cara yaitu, dengan rencana pengeboran sumur baru lainnya di wilayah Pucuk, Lamongan tersebut.
Lantas, apakah di lapangan ABP-001 akan di eksplorasi kembali, seperti sumur Tapen-002 di Kecamatan Senori?
Asset 4 Goverment & Public Relation Assistent Manager, PT Pertamina EP, Pandji Galih Anoraga menjawab, pihak perusahaan belum ada rencana kegiatan di sumur ABP-001. Sebab, sampai saat ini masih terfokus pada kegiatan yang berada di sumu Tapen 04 dan 05, serta workover Tapen 03.
"Kita belum ada rencana pengeboran kembali di wilayah Jamprong," ujar Pandji, sapaan karibnya saat ditemui blokTuban.com di wilayah Bangilan belum lama ini.
Diketahui sebelumnya, perusahaan negara, PT Pertamina EP Asset IV Field Cepu gagal menemukan potensi minyak pada Sumur Tapen (TPN) 02 di Desa Sendangharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sumur yang dibor dengan kedalaman mencapai 2.700 meter itu dinyatakan kering.
Padahal, sumur yang berada di areal perbukitan senori ini sebelumnya diperkirakan memiliki cadangan minyak, yang dapat berproduksi sekitar 250-300 barel per hari (BPH). Karena tak ditemukan cadangan minyak,maka sumur tersebut ditutup.
Kendati begitu, Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan merupakan Kontraktor Kontrak Kerjasama dibawah naungan SKK Migas terus berusaha. Alhasil di penghujung Tahun 2017 dengan melakukan pengeboran sumur Tapen B2, akhirnya berhasil mendapatkan potensi migas yang cukup besar dan sesuai harapan.
"Dari sumur B2 minyak yang dihasilkan sebesar 160 bopd pada jepitan 16/64," ujar field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Heru Irianto kepada wartawan blokTuban.com.
Target dari pengeboran ini adalah minyak sebesar kurang lebih 250 Barel Per Hari dan gas sebesar kurang lebih 0,5 Juta Kaki Kubik Per Hari. Sumur Tapen B2 direncanakan akan membutuhkan waktu sekitar 35 hari dengan target kedalaman 2.042 meter. Namun, pengeboran diselesaikan lebih dangkal pada kedalaman 1.903 mtvd dan kompletion pada kedalaman 1.877 m, karena minyak sudah keluar. [rof/col]